Friday, September 21, 2012

BUTA HURUF

Berawal dari obrolan tentang Sejarah & Budaya Nusantara dengan beberapa sedulur-sedulur yang sangat concern tentang Budaya di Nusantara ini, membuat otak saya dipenuhi berbagai pertanyaan yang terus berputar-putar.

Bagaimana mungkin kita dapat mengerti dan memahami sejarah kita sendiri tanpa memahami budayanya?.

Bagaimana mungkin kita tahu nilai-nilai luhur kabudayan kita tanpa kita membacanya melalui karya-karya para pujangga leluhur kita?.

Bagaimana mungkin kita memahami karya-karya tersebut jika kita hanya mampu membaca salinannya/ terjemahannya tanpa mampu membaca dari teks aslinya yang penuh dengan sandi2 dan falsafah hidup masyarakat jawa?. sebagaimana kita membaca huruf arab dari tulisan latin, pasti akan banyak kesukaran atau kendala dalam memahaminya.

Bagaimana... Bagaimana... Bagaimana... Bagaimana...?

Intinyaaa.... ternyata selama ini saya BUTA HURUF.

Kunci awalnya hanya satu. Saya harus bisa membaca & menulis dengan aksara jawa.

Saya mulai belajar membaca dan menulis huruf jawa dengan mengumpulkan referensi buku-buku dan situs web tentang aksara jawa berikut cara menulisnya dengan menggunakan komputer. salah satunya bisa dilihat di Official Site of Aksara Jawa HANACARAKA http://hanacaraka.fateback.com

Begitu banyak usaha dari para sedulur-sedulur ahli bahasa Jawa dalam nguri-uri aksara jawa agar tetap lestari di bumi indonesia yang patut kita acungi jempol.

Namun masih saja muncul pertanyaan-pertanyaan di otak saya.

Bagaimana membuat aksara ini menjadi aksara gaul di kalangan masyarakat kita khususnya remaja jika ternyata sangat banyak aturan-aturan yang akhirnya membuat masyarakat kita malas mempelajarinya?.

Adakah jembatan awal agar minimal aksara ini "nyanthol" di otak pewarisnya?.

lagi lagi bagaimanaa... ?.

Saya akhirnya mencoba ikut sedikit berpartisipasi dalam usaha sedulur-sedulur yang sudah berusaha keras dalam melestarikan aksara jawa ini dengan berusaha menyusun font aksara jawa JAVAHOLIC_Genk_Kobra.ttf yang bisa di download disini klik.

lay Out Keyboard Aksara Jawa


logo Karang Tumaritis (Komunitas Genk Punakawan) dengan font JAVAHOLIC_Genk_Kobra 


Teks lagu Gendhuk dalam aksara jawa

Impian saya, semoga nantinya saya juga mampu menyusun trick-trick agar bisa membuat aksara jawa lebih gaul lagi di kalangan sendiri terutama para pemula seperti saya dengan meminimalisir kendala-kendala dalam menulis dengan aksara jawa, sehingga aksara jawa bisa digunakan dalam mengekspresikan karya dalam bentuk tulisan di era global sesuai dengan perkembangan bahasa Jawa sekarang yang masih dipakai sebagai alat komunikasi oleh masyarakat Jawa kini.


Semoga aksara ini mampu "anglaras ilining banyu-nanging ora keli" mengikuti arus zaman tapi tidak hanyut dan hilang ditelan zaman. Sekali lagi... Semoga.

Tuesday, June 05, 2012

Obrolan Babar Budaya di Ngarsopuro

Javaholic - BABUD (Babar Budaya) Obrolan Budaya komunitas Genk Kobra di acara silaturahmi komunitas Genk Kobra 4 februari 2012. di Ngarsopuro, Surakarta bersama : Ki Djoko Herryanto, Ki Herman Sinung Janutama, Ustadz Fachrurrozy, Denny Novita, Je. A. Elsanto Bagian Pertama : Bagian Kedua : bersambung

Wednesday, February 15, 2012

KARTOSURO (Telik Sandi)

Mencoba memainkan secara Live Lagu Kartosuro di Acara BABUD NGARSOPURO. sebelum masuk studio rekaman untuk menyelesaikan Album "KARTOSURO" Genk Kobra 2012, yang rencananya akan di luncurkan pada Bulan April 2012.

Saturday, February 11, 2012

Nonton Bebek Adus Kali













Setelah Acara dibuka dengan pembacaan Macapat Serat Wedhatama oleh Mas Gayut Girin Wahyudi dan disambung dengan bersama sama membaca Suluk WITING KLAPA... :

Witing klapa jawata ing ngarcapada
Salugune pra wanita..... Pancen nyata
Kulo sampun jajah praja
Ing Ngayogya Surakarta

Sekar kawis cinawis sekar melati
Dasar manis merak ati..... Aduh Gusti
Sun rewangi pati geni
Pitung dina pitung bengi

Wohing tanjung wanara anjani putra
Nora becik dhemen cidra..... Aduh nyawa
Wong anem ingkang prasaja
Yen lamis nora prayoga

Kembang empring kumrosak oyote dhungklak
Dasar cakrak amerajak..... Aduh Bapak
Nora ngepak nora ladak
kaladak kaselak nyedhak

lalu disambung dengan menyanyikan lagu Ngayogjokarto bersama sama.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sarasehan Babar Budaya sekaligus Bedah Syair berdasar Syair-Syair Lagu Genk Kobra dari Album Ngayogjokarto, Sithik Eding, Kembang Lambe (Merajut Nusantara) hingga Album terbaru yang akan segera diluncurkan... yaitu Album KARTOSURO.

Ada yang menggelitik di Babud Ngarsopuro bersama Bapak Djoko Herryanto, Mas Fachrurrozi, Mbak Denny Novita, Mas Herman Sinung Janutama & Mas Adipati Genk Kobra ketika membahas bait terakhir lagu "KARTOSURO" yang berbunyi :

.......
Lopis Jowo enak tenan segi telu
Lemah Abang Lemah Putih Banyubiru
Soto Babat Kartosuro ojo lali
Lewat Pengging nonton bebek adus kali.

Mas Herman Sinung Janutama mencoba membaca "Bebek Adus Kali" dalam tulisan huruf jawa... kemudian menuliskan kembali dengan menghilangkan semua sandangan hurufnya (menjadi huruf dasarnya saja) atau menurut Mas Herman di legenokan (nglegeno), maka akan terbaca BABAKA HADASA KALA. lalu boleh dibaca lebih enak menjadi Babaka Dasa Kala / Bebuka Dasa Kala.

Menurut Mas Herman, Jika merunut dari syair diatasnya dan bait-bait di syair Kartosuro maka Daerah Pengging merupakan Sebuah tempat penting bertemunya Lemah Abang-Lemah Putih-Banyubiru (silahkan diinterpretasikan sendiri artinya) yang nantinya membidani lahirnya Mataram Islam.

Sudah Nyata Babad Kartosuro (sejarah Berdirinya Kartosuro Hadiningrat) tidak boleh dilupakan. dan di Pengging "Babak Dasa Kala" (Sepuluh Periode Wahyu keprabon) itu ditirakatkan agar Suryo Majapahit segera bersinar kembali.

Sepuluh Kala itu adalah :
- Kala Demak (Catur Bintoro)-R Patah, R Pati Unus, R Trenggono, R. Prawoto
- Kala Jipang Panolan (Doso Panolo) Adipati Jipang Panolan 1-10
- Kala Pajang (Heru Cakraning Majapahit)Sultan Hadiwijoyo
- Kala Senopaten (Dwi Ngeksi Ganda) Pemanahan & Panembahan Senopati
- Kala Sultan Agungan (Dwi Cakra) Hanyokrowati & Hanyokrokusumo
- Kala Amangkuratan (Agung, Amral, Mas, Jawi)+ Amangkurat V (sunan Kuning)
- Kala Pakubuwanan (PB 1 - 13)
- Kala Hamengkubuwanan (HB 1- 10)
- Kala Mangkunegaran / Samber Nyawa(MN 1-9)
- Kala Pakualaman / Noto Kusumo (PA 1-9)

Setelah sejenak kita berlima tertegun alias rodo nDomblong... Mas Adipati Genk Kobra membuka suara "Jangan-jangan Pamomongnya Bebek2 ini adalah Sunan Kalijaga... Karena Bebeknya adus di Kali, he he he he ".

Lalu kita bernyanyi :
Bebek Adus Kali
Nututi Sabun Wangi
Simbah mundhut roti
Cah Ayu diparingi

Kembali Mas Herman memmbaca sanepan di Lagu tersebut dengan versi/gaya Komunitas Genk Kobra.

Bebek Adus Kali = Babak Dasa Kala
Nututi sabun wangi = harus ditututi/ditirakati saben wengi (setiap malam)
Simbah Mundhut Roti = Simbah/Para Leluhur harus menentukan seorang Ratu/Raja
Cah Ayu diparing = Mereka yang berperilaku baik akan mendapat wahyu-Nya dan pasti akan dipilih Simbah

Setelah hampir 2 Jam kita berbincang-bincang dan senyam senyum dalam membedah Syair-Syair Genk Kobra dan bercerita tentang Sejarah dan Budaya Jawa. maka di akhir sesi Babar Budaya kami rasan-rasan...

...."Jangan-jangan apa yang kita tafsirkan ini malah mendekati kebenarannya... hwaaaa....", lha kok malah kita dadi wedi dhewe....

Segera Kita akhiri Sesi ini dan melanjutkannya dengan acara Tumpengan dan membaca Do'a bersama dipimpin oleh Mas Rozi agar dilancarkan dalam menyelesaikan Album "KARTOSURO", kemudian dilanjutkan dengan tampilnya Genk Kobra membawakan Lagu Kartosuro dan Pentas Musik Genk Kobra.

demikianlah jika komunitas ngumpul dan Nguda rasa, maka tafsirpun bisa bebas disampaikan & didiskusikan, Kita menyebutnya Tafsir Jalan Lain Genk Kobra.

Semua ini kami landasi dengan cara memandang segala peristiwa dengan hati padhang (Sejatine Padhang Sumuring Ati) agar selalu dapat melihat sisi Positif dari segala peristiwa. terutama hal-hal yang berkaitan dengan Tradisi Jawa yang penuh dengan Sanepan (perlambang)

FOTO-FOTO ACARA BABUD NGARSOPURO GENK KOBRA 4 Februari 2012

Semoga "Suryo Katon Ing Gapuro Projo" segera makin terang dalam menerangi Nusantara ini.

Thursday, February 02, 2012

BABUD NGARSOPURO



Babar Budaya di Ngarsopuro Solo 4-02-2012. 19.00 - 23.00 wib (Ngarsopuro Night Market depan Puro Mangkunegaran Solo.
Ajang nguda rasa & silaturahmi Komunitas Genk Kobra sekaligus sebagai acara Pre Launch dan Selamatan Album Genk Kobra "KARTOSURO" yang akan diluncurkan pada sekitar Bulan April/Juni 2012.

Acara ini juga menjadi sebuah bentuk Ungkapan Komunitas Genk Kobra dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kota Surakarta ke 267 pada tgl 17 Februari 2012 terhitung sejak perpindahan Keraton Surakarta dari Kartosuro (17 Februari 1745).

Dalam acara ini Komunitas Genk Kobra bersama teman-teman TOJ (Tjap Oerang Jadzab) akan mencoba membedah Syair-Syair lagu Genk Kobra yang ada pada :
- Album NGAYOGJOKARTO (Ketok Mata Gedhe Dhewe 1924 Saka/2002 M.)
- Album SITHIK EDING (Resi Kembar Hanggatra Bumi 1927 Saka/2005 M.)
- Album KEMBANG LAMBE (Gangsa Kapindho Kusumaning Jagad 1929 Saka/2007 M.)
- Album & Novel Kembang Seruni (Sejatine Padhang Sumuring Ati 1931 Saka/2009 M.)
- Album KARTOSURO (Suryo Katon ing Gapuro Projo 1933 Saka/2011-2012 M.)
dan beberapa Hal tentang Budaya Jawa dan Sejarah Kartosuro.


Acara ini ditutup dengan Pementasan Musik Genk Kobra juga Shadow Of The Genk & Valerie's Genk.

Saturday, November 12, 2011

Saat Ini Aku Bahagia (sekali lagi Merajut Nusantara)




Nusantara S.I.A.B

Cikal Bakal witing klopo ing ngarcopodo
Blarak sempal janur ngglugu sapu sodo
Manggar Bluluk Cengkir Degan dadine Klopo
Ngembar mayang genk kobra ing Nuswantoro

Hasratku hasratmu
Merajut indah bumi Nusantara
di Dada..
Berjuta rona ceria menyatu dalam nada
saat ini aku bahagia

Jiwaku Jiwamu
Gelegar Gelora di cakrawala
dikala...
semarak riak warna terangkai dalam cita
saat ini aku bahagia

Benih Cinta yang kau tanam didadaku bersemi
kan kujaga dan kusiram agar dia berseeriiii

Kini...
tibalah saatnya...
menyatukan benang-benang cinta kita yang ada

di dirimu..
dan diriku jua...
terimalah seutuhnya aku apa adanya

Aku milikmu

Bathok sepet santen kambil atine Klopo
Banyu degan seger tenan gawe lego
Maju jalan cara jawa magito gito
Nadyan beda dadi siji sing legowo


Sorso, Juni 2011
Gayut Girin Wahyudi - Je Elysanto Genk Kobra
genjreng genjreng untuk Album "KARTOSURO" Genk Kobra 2011

Friday, July 15, 2011

OMAH ORONG ORONG

Gangsir undur undur ngerong lemah omahe
Omah Bulus ora ilang mergo digendhong rono rene
Omahmu neng ngendi..
Coba tak paranane


Omahmu neng kono jarene
Pinggir kali gedhe kandane
Gampang digoleki
Turut banyu mili
Limang menit ora nganti… dik

Coba tak parani cah ayu
Aku pengen tenan ketemu
Kenal wong tuwamu
Wis dadi karepku
Tak gawakke jadah tahu

Orong orong disambungi pring
Odong odong ditumpaki ding
Orong orong digendhongi Gong
Yen ra ngerti jan ngisin ngisini


Omah Omah Gedhong, Omah Londo Omah Loji
Omah Omah Jawa, Omah Joglo Adipati
Omah Omah Gadang, Omah dhuwur sing disunggi
Omah Omah Gubug, Omah Eyup Para Tani

Omah Omah Jaran, Gedhogan Jarane Teji
Omah Omah Kewan, Sak Kidule Kandhang Sapi
Omah Omah Dhewe, Omah Anyar Nganggo Janji
Omah omah tenan, Omahku neng njero ati

Pirang Tahun aku nggoleki
Omahmu ono neng ngendi
Saiki aku wis ngerti
Tak parani neng Kediri


Interlude

Orong orong disambungi pring
Odong odong ditumpaki ding
Orong orong digendhongi Gong
Yen ra ngerti jan ngisin ngisini


Omahku neng kene yo nduk yo
Tengah kebon Mlinjo sing ombo
Gampang ditemokke
Cedhak Kolam Lele
Jo nganti kliru menggoke.. dik

Kapan dolan mrene cah ayu
Ben gawe senenge atiku
Bapakku ra galak
Dulurku semanak
Mulih tak gawani klathak

Orong orong disambungi pring
Odong odong ditumpaki ding
Orong orong digendhongi Gong
Yen ra ngerti jan ngisin ngisini


Orong orong disambungi pring
Obong obong diwadhahi ting
Golong golong disarati tong
Yen wis ngerti gampang digoleki

Orong orong disambungi pring
Otong otong watu kali ding
Godhong Godhong disaponi dong
Yen wis ngerti gek ndang diparani

Omah orong orong jenenge opo
Omah omah cilik pagupon doro
Omahe dibangun cagake soko
Nggo tanda tresno

Adpt GK
SorSo, Banguntapan, Juni 2011
untuk Album Genk Kobra “KARTOSURO 2011)

Sunday, May 01, 2011

Walik Pitik


Titihane wong saiki jaran teji
Ditumpaki ngalor ngidul wira wiri
Tatahane sungging emas ditempleki
Lapisane kain bludru disulami

Totohane emas picis rojobrono
Tanda tresno opo mung nggo tanda mata
Tutuhane leda-lede gembelengan
Gedhe gombong mergo kegedhen omongan

Pitik walik dik... sobo kebon
Bondho resik dik... gowo ngulon
Monggo mawon dik... mung pilihan
Yen wis mudheng dik... Jo kagetan

Jaran Kepang dik.. Mangan beling
Soyo Edan dik... ora eling
Teteh Ngaji dik... samubarang
Dadi ngerti dik... ra gumunan


Titihane Adipati jaran kepang
Ditumpaki wayah bengi padhang mbulan
Tatahane sungging lawas mataraman
Lapisane jarik tulis motif parang

Totohane jatialas soko purwo
Purwodadi nganti tekan purwokerto
Tutuhane kudu dadi ra mung janji
Wani nanggung lan ugo wani ngadhepi

Adipati GK Jogja, 1 Mei 2011
Posko Sirkuit Pit

Thursday, March 17, 2011

DALANING LAKU - TAPAK ING MARGI

(sebuah jawaban untuk pesan)

Dari 187 pesan SMS (Message Inbox di FB) yang masuk ke Inbox saya sebagian besar adalah keluhan leher yang tengeng karena harus dalam posisi miring untuk dapat melihat clip “Gendhuk” Genk Kobra & beberapa pertanyaan menyangkut maksud dari tulisan yang ada di video clip Gendhuk (Genk Kobra) yang tertera di akhir Video dan apa hubungannya dengan lagu Gendhuk,
Tulisan itu berbunyi :

Kebon Mlinjo dadi Alas-an
Dalane Mentok – utawi – Lakune Menthok
Menopo Tapake Mentaok - Asal mboten amargi Montok.


Sejujurnya saya bingung dari mana saya harus memulai untuk menjelaskannya. Karena ini hanya latihan saya untuk menyampaikan pesan serta cara membaca sesuatu dari beberapa sudut yang berbeda. Dan semuanya sah-sah saja .karena setiap manusia mempunyai sudut pandangnya sendiri sendiri.........

Ada beberapa sudut yang ingin disampaikan dari tulisan tersebut.

Sudut pertama :
Semua ini hanyalah masalah tempat, sebuah Kebun Mlinjo yang terletak di pojok sebuah wilayah, dari satu arah, jalannya memang sudah mentok di kebon itu. Meskipun ada jalan lain dari kebun itu menuju kearah yang berbeda. Disitu tinggal seorang perempuan dan ada beberapa menthok (Unggas) sebagai peliharaannya. Dan kebetulan sesuai cerita/sejarahnya.. disitulah bekas Hutan Mentaok. Cikal bakal kerajaan Mataram Islam.

Sudut Kedua :
Kebon Mlinjo dadi Alasane ... Kebo ijo dan Ki Pengalasan akhirnya harus mati dikhianati oleh temannya sendiri (mentok jalan hidupnya) sebagai martir jalannya sejarah pararaton yang berujung hingga mataram di alas mentaok. Diceritakan dalam sejarah keris empu Gandring dan Ken Dedes.
(mungkin saya agak ngoyo woro, tapi monggo bagi ahli sejarah mungkin lebih tahu kisahnya.)

Sudut Ketiga :
Mari kita coba merangkai beberapa kata dari kalimat tersebut diatas yang bermakna hampir sama, yaitu Dalan, Laku, Tapak, Margi....
Maka akan terangkai seperti ini : Dalaning Laku, Tapak ing Margi.
Setiap langkah kita dibumi ini, akan menimbulkan bekas/tapak di tanah.
Setiap perbuatan kita pasti akan tercatat, dan menjadi sejarah yang akan dibaca oleh generasi selanjutnya,

Mengambil Hikmah dari berbagai sudut.

Dari sudut I dan 2 kita mendapatkan informasi Tempat dan Cerita
Dari Sudut ketiga kta menemukan Jalan.

“Dalaning Laku dadi Tapak ing Margi “ dapat kita bagi menjadi dua
“Dalaning laku” memakai bahasa Ngoko & “Tapak ing Margi” memakai bahasa kromo

Sebagaimana dengan Ngoko yang digunakan untuk umum dan Kromo digunakan khusus, maka kalimat “Dalaning Laku dadi Tapak ing Margi pun” juga mengandung makna dengan dua pemahaman, yang satu pemahaman umum dan yang satu pemahaman yang hanya difahami oleh orang-orang yang khusus juga.

Bagi mereka yang beragama, laku hidup manusia meski baru berupa sebuah niat dalam hati akan selalu dicatat oleh malaikat. Dan semua akan dipertanggung jawabkan secara pribadi dihadapan Tuhannya. Sementara bagi mereka yang tidak beragama, semua akan tercatat minimal di relung hatinya sendiri dan dimata orang lain.

“Dalaning Laku dadi Tapak ing Margi “
Sebuah petunjuk jalan.

Setelah kita tahu bahwa setiap laku hidup kita di dunia ini akan tercatat dan akan dibaca oleh generasi berikutnya, setiap dari kita tinggal memilih. Apakah hidup ini akan kita isi dengan kebencian, sirik, tamak, dengki, munafik dll??? inilah jalan kesengsaraan..
Atau akan kita isi dengan rasa syukur, kasih sayang, pemaaf, jujur, ikhlas dll...??? Inilah jalan kemuliaan. Dan semua pasti dengan konsekuensi hadiah dari jalan yang dipilih.

Bagi yang memilih jalan kesengsaraan, maka jalan ini tidak begitu sulit, meski juga harus belajar pada ahlinya untuk menguasainya dengan tepat.

Bagi yang memilih jalan kemuliaan, maka teruslah berjalan menuju tujuanmu dan janganlah kau disibukkan dengan apa yang kau temukan di jalan.

Bagaimana jika dengan terus berjalan lalu muncul orang orang yang salah paham?

Namanya juga “Salah” maka fahamnya jelas salah. Kesalahan mendasar dari kesalah pemahaman seseorang adalah karena orang gampang memvonis segala sesuatu tanpa Thowaf (mencermati masalah dari berbagai sudut). Mereka hanya mendapat informasi dari satu arah/sumber tanpa mencari tahu dari sumber-sumber yang lain, dan biasanya justru takut mencari tahu dari sumber aslinya.

Bagaimana pula menghadapi mereka yang sirik dengan kita?

Berbahagialah jika ada orang-orang yang sirik kepada kamu, karena jelas pasti hidupmu lebih baik dari orang itu, maka orang-orang yang sirik selalu memata-matai kamu, berusaha dengan segala cara untuk menghancurkanmu dan berharap agar hidupmu jadi seperti kehidupan mereka yang dipenuhi dengan ketidakmampuan untuk hidup bahagia. Kegelisahan menyelimuti seluruh sendi hidupnya. Seluruh hari-harinya.selalu memikirkanmu, mereka orang-orang yang disibukkan hidupnya dengan mencari-cari aib orang lain.

Bagaimana Langkah awal yang baik untuk menemukan Jalan kemuliaan itu?

Mulailah melihat dari sudut 180 derajat. Dengan cara yang amat mudah, lihatlah dirimu dalam cermin.

Lalu bagaimana dengan Ikhlas...???

Inilah yang dimaksud dengan Pemahaman yang hanya difahami oleh orang-orang khusus.
Sebagaimana sebuah ilmu kadigdayan. Sebuah kehebatan pukulan tidak diukur dari besarnya hantaman seseorang dalam memecahkan sebuah Batu Besar dengan tangannya, namun bagaimana menghancurkan batu tanpa harus menyentuhnya. Atau bagaimana seseorang mampu berjalan diatas air atau tanah tanpa menyentuhnya. Atau dalam falsafah jawa ada “Menang tanpo ngasorake”.

Ilmu Ikhlas melihat “Dalaning Laku dadi Tapak ing Margi” dari sudut yang berbeda.
Selama masih menimbulkan tapak/bekas di jalan/margi di beberapa hal dalam menjalani kehidupan, maka dia belum masuk ke wilayah ikhlas. Ikhlas itu ketika laku kita tak menimbulkan bekas apapun yang bisa dilihat oleh manusia. Maka Ikhlas akan selalu menjadi misteri bagi orang lain untuk mengetahui apakah seseorang itu ikhlas atau tidak.

Satu lagi pertanyaan muncul, “apa hubungannya dengan lagu “Gendhuk?”.

Coba dicari jawabannya di sudut pertama atau sudut kedua, namun jika belum ketemu juga, Cobalah cari di sudut kerling mata anda.

Demikian sedikit penjelasan yang bisa saya sampaikan.
Tak ada anjuran/saran dan peringatan dalam tulisan ini, agar tidak dikira obat yang harus sesuai dengan anjuran dokter, dan tidak dikira rokok yang selalu diberi peringatan oleh pemerintah.

Matur Nuwun,

Salam
ADipati Genk Kobra dibawah pohon mlinjo