








Setelah Acara dibuka dengan pembacaan Macapat Serat Wedhatama oleh Mas Gayut Girin Wahyudi dan disambung dengan bersama sama membaca Suluk WITING KLAPA... :
Witing klapa jawata ing ngarcapada
Salugune pra wanita..... Pancen nyata
Kulo sampun jajah praja
Ing Ngayogya Surakarta
Sekar kawis cinawis sekar melati
Dasar manis merak ati..... Aduh Gusti
Sun rewangi pati geni
Pitung dina pitung bengi
Wohing tanjung wanara anjani putra
Nora becik dhemen cidra..... Aduh nyawa
Wong anem ingkang prasaja
Yen lamis nora prayoga
Kembang empring kumrosak oyote dhungklak
Dasar cakrak amerajak..... Aduh Bapak
Nora ngepak nora ladak
kaladak kaselak nyedhak
lalu disambung dengan menyanyikan lagu Ngayogjokarto bersama sama.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sarasehan Babar Budaya sekaligus Bedah Syair berdasar Syair-Syair Lagu Genk Kobra dari Album Ngayogjokarto, Sithik Eding, Kembang Lambe (Merajut Nusantara) hingga Album terbaru yang akan segera diluncurkan... yaitu Album KARTOSURO.
Ada yang menggelitik di Babud Ngarsopuro bersama Bapak Djoko Herryanto, Mas Fachrurrozi, Mbak Denny Novita, Mas Herman Sinung Janutama & Mas Adipati Genk Kobra ketika membahas bait terakhir lagu "KARTOSURO" yang berbunyi :
.......
Lopis Jowo enak tenan segi telu
Lemah Abang Lemah Putih Banyubiru
Soto Babat Kartosuro ojo lali
Lewat Pengging nonton bebek adus kali.
Mas Herman Sinung Janutama mencoba membaca "Bebek Adus Kali" dalam tulisan huruf jawa... kemudian menuliskan kembali dengan menghilangkan semua sandangan hurufnya (menjadi huruf dasarnya saja) atau menurut Mas Herman di legenokan (nglegeno), maka akan terbaca BABAKA HADASA KALA. lalu boleh dibaca lebih enak menjadi Babaka Dasa Kala / Bebuka Dasa Kala.
Menurut Mas Herman, Jika merunut dari syair diatasnya dan bait-bait di syair Kartosuro maka Daerah Pengging merupakan Sebuah tempat penting bertemunya Lemah Abang-Lemah Putih-Banyubiru (silahkan diinterpretasikan sendiri artinya) yang nantinya membidani lahirnya Mataram Islam.
Sudah Nyata Babad Kartosuro (sejarah Berdirinya Kartosuro Hadiningrat) tidak boleh dilupakan. dan di Pengging "Babak Dasa Kala" (Sepuluh Periode Wahyu keprabon) itu ditirakatkan agar Suryo Majapahit segera bersinar kembali.
Sepuluh Kala itu adalah :
- Kala Demak (Catur Bintoro)-R Patah, R Pati Unus, R Trenggono, R. Prawoto
- Kala Jipang Panolan (Doso Panolo) Adipati Jipang Panolan 1-10
- Kala Pajang (Heru Cakraning Majapahit)Sultan Hadiwijoyo
- Kala Senopaten (Dwi Ngeksi Ganda) Pemanahan & Panembahan Senopati
- Kala Sultan Agungan (Dwi Cakra) Hanyokrowati & Hanyokrokusumo
- Kala Amangkuratan (Agung, Amral, Mas, Jawi)+ Amangkurat V (sunan Kuning)
- Kala Pakubuwanan (PB 1 - 13)
- Kala Hamengkubuwanan (HB 1- 10)
- Kala Mangkunegaran / Samber Nyawa(MN 1-9)
- Kala Pakualaman / Noto Kusumo (PA 1-9)
Setelah sejenak kita berlima tertegun alias rodo nDomblong... Mas Adipati Genk Kobra membuka suara "Jangan-jangan Pamomongnya Bebek2 ini adalah Sunan Kalijaga... Karena Bebeknya adus di Kali, he he he he ".
Lalu kita bernyanyi :
Bebek Adus Kali
Nututi Sabun Wangi
Simbah mundhut roti
Cah Ayu diparingi
Kembali Mas Herman memmbaca sanepan di Lagu tersebut dengan versi/gaya Komunitas Genk Kobra.
Bebek Adus Kali = Babak Dasa Kala
Nututi sabun wangi = harus ditututi/ditirakati saben wengi (setiap malam)
Simbah Mundhut Roti = Simbah/Para Leluhur harus menentukan seorang Ratu/Raja
Cah Ayu diparing = Mereka yang berperilaku baik akan mendapat wahyu-Nya dan pasti akan dipilih Simbah
Setelah hampir 2 Jam kita berbincang-bincang dan senyam senyum dalam membedah Syair-Syair Genk Kobra dan bercerita tentang Sejarah dan Budaya Jawa. maka di akhir sesi Babar Budaya kami rasan-rasan...
...."Jangan-jangan apa yang kita tafsirkan ini malah mendekati kebenarannya... hwaaaa....", lha kok malah kita dadi wedi dhewe....
Segera Kita akhiri Sesi ini dan melanjutkannya dengan acara Tumpengan dan membaca Do'a bersama dipimpin oleh Mas Rozi agar dilancarkan dalam menyelesaikan Album "KARTOSURO", kemudian dilanjutkan dengan tampilnya Genk Kobra membawakan Lagu Kartosuro dan Pentas Musik Genk Kobra.
demikianlah jika komunitas ngumpul dan Nguda rasa, maka tafsirpun bisa bebas disampaikan & didiskusikan, Kita menyebutnya Tafsir Jalan Lain Genk Kobra.
Semua ini kami landasi dengan cara memandang segala peristiwa dengan hati padhang (Sejatine Padhang Sumuring Ati) agar selalu dapat melihat sisi Positif dari segala peristiwa. terutama hal-hal yang berkaitan dengan Tradisi Jawa yang penuh dengan Sanepan (perlambang)
FOTO-FOTO ACARA BABUD NGARSOPURO GENK KOBRA 4 Februari 2012Semoga "Suryo Katon Ing Gapuro Projo" segera makin terang dalam menerangi Nusantara ini.