Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Holayate…
“Menyapa saudara – Merangkai budaya - Merajut Nusantara” bersama Genk Kobra bukanlah suatu konsep baru.
Merajut Nusantara hanya sebuah upaya merangkai kembali tata nilai luhur yang berserakan dalam keseharian hidup bertetangga, bermasyarakat dan berbangsa. Tata nilai yang sudah ada sejak lama tapi sebagian mulai terlupakan, mungkin akibat derasnya arus globalisasi.
Tata nilai yang tersimpan dalam kearifan2 lokal di setiap suku dan kelompok masyarakat pada dasarnya adalah sesuatu yang embed / melekat pada jati diri kita sebagai individu, kelompok masyarakat / suku dan sebagai bangsa yang mendiami kawasan Nusantara.
Kami memahami tata nilai tersebut sebagai sebuah pondasi kehidupan kita untuk saling mengenal satu sama lain. Semakin banyak tata nilai lokal yang terlupakan akan berakibat kepada perubahan perilaku, dan dalam skala yang lebih luas akan berakibat pada perubahan budaya.
“Merajut Nusantara” bersama Genk Kobra adalah lebih pada ajakan untuk lebih melestarikan nilai nilai kearifan lokal yang bersifat immaterial.
Sebut saja budaya sikap toleran sebagai contoh, sikap toleran adalah nilai yang immaterial, dan setiap suku / etnis memiliki sikap toleran terhadap sesuatu dalam batasan batasan tertentu. Akan menjadi persoalan jika batasan batasan tersebut sudah tidak jelas alias kabur dan tidak difahami bersama.
Maka “Merajut Nusantara” bersama Genk Kobra adalah untuk memperjelas identitas, mempertegas batas agar lebih jelas untuk dikenali, dimengerti dan difahami serta dihormati satu sama lain demi sebuah harmoni keberagaman dalam kesatuan sebagai bangsa.
Upaya memperjelas identitas dan mempertegas batas adalah untuk memudahkan kita menyapa saudara guna membuka pintu pintu silaturahmi dengan tata cara yang baik.
Jika tetangga kita berasal dari etnis jawa, maka kita akan berusaha memahaminya, menghormatinya juga menyapanya menurut etika orang jawa, jika tetangga kita berasal dari etnis Bugis maka kita akan berusaha memahami, menghormati dan menyapanya menurut etika orang Bugis, demikian seterusnya.
Pemahaman dan penghormatan kita pada tata nilai suku asal tetangga tentunya akan memberikan implikasi positif berupa pemahaman terhadap budaya yang bersifat material, misalnya upacara adat, jenis2 makanan / masakan khas daerah, kesenian daerah, tari tarian daerah dst.
Kami yakin identitas yang jelas dan mengakar akan menciptakan karakter dan perilaku yang jelas dan kuat.
Ada contoh menarik dari identitas yang jelas dan tegas yang diungkapkan dalam jargon “Ini Medan Bung…!” ( maaf kami tidak tahu pencetus jargon dan asal muasal kalimat tsb). Terlepas dari plus minus penafsiran masyarakat luas terhadap maksud jargon tsb, tetapi kalimat itu telah memberikan gambaran identitas dan karakter juga sekaligus memandu kita untuk memahami dan menghormati kultur saudara saudara kita masyarakat kota Medan.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang multi etnis juga memiliki tagline yang telah menjadi platform bersama dengan kalimat “BHINEKA TUNGGAL IKA”.Selayaknya ada upaya2 perkuatan lokal untuk mendukung ke-BHINEKA-an itu secara simultan dan berkesinambungan dari berbagai jalur dan sektor.
Semangat ke-BHINEKA-an ini telah menjadi inspirasi bagi Komunitas Genk Kobra dalam upaya Merajut Nusantara melalui jalur budaya, bukan jalur lain.
Ada kasus tentang kebudayaan yang menarik dicermati.Ketika kesenian Reog Ponorogo, diklaim oleh bangsa lain, spontan seluruh masyarakat dari berbagai suku dan etnis membela dan menyatakan keberatannya atas klaim tsb, meskipun jelas2 mereka bukan orang Ponorogo. Ini adalah pengakuan terhadap eksistensi Reog Ponorogo yang menimbulkan rasa kebersamaan yang indah.
Semoga suatu saat gerakan “Menyapa Saudara – Merangkai Budaya – Merajut Nusantara” menjadi gerakan bersama masyarakat dan pemerintah.
Genk Kobra berharap nilai kearifan lokal, kesenian dan kebudayaan lokal lebih mampu mewarnai dan menjadi tuan rumah didalam kehidupan sehari hari dan dipanggung2 kehormatan di republik ini. Sehingga tercapai rasa yang MAREM SIJI MAREM KABEH - MUKTI SIJI MUKTI KABEH…. Amiin…
Holayate..!
Wassalam
Thursday, August 26, 2010
Friday, July 30, 2010
BAYANGAN & BAYANGKAN

Harapan - Usaha - Hasil
Sejatine Padhang Sumuring Ati. (Sesungguhnya Terang Sumurnya Hati)
Setiap Manusia dilahirkan dengan Hati yang bersih… Bersih bagai Sinar Putih dan terang yang menyinari fikiran manusia yang akan berdampak pada perilakunya di kehidupan bermasyarakat. Seiring berjalannya waktu, maka Laku hidup manusia lah yang seringkali mempengaruhi keberadaan Sinar tersebut. namun Jauh di Lubuk hati manusia yang paling dalam, sinar itu akan tetap menyala. Meskipun berubah ubah intensitasnya… Apakah akan meredup sedikit demi sedikit karena tertutup atau justru semakin terang dan memberi ruang bagi Sinar tersebut untuk menyinari sekitarnya.
Hati Manusia bagai sebuah Modem atau terminal LAN Ilahiyah antara Tuhan dengan hambanya… menjadi jalur komunikasi dan fondasi keyakinan atau keimanan atas kekuasaan Tuhan dan KebesaranNya. Menjadi tempat kita gantungkan segala Do’a dan harapan kita. Semakin kita intens berkomunikasi dan menggunakan jalur komunikasi ini, maka semakin teranglah hati dan fikiran kita.
Dengan permisalan lain, hati manusia bagai sebuah bola lampu pijar yang mendapat suplai listrik dari Tuhannya. Jika selalu kita bersihkan jalur kabel lampu pijar tersebut dari segala hal yang menghambat laju suplai listrik, maka lampu pijar tersebut akan selalu hidup dan menyinari fikiran dan perilaku kita.
Sinar dan Bayangan adalah dua hal yang saling berkaitan satu dengan lainnya sebagai Hukum Alam Sebab Akibat. Bayangan adalah hasil dari Sesuatu yang dibayangkan. Yang terwujud karena ada sinar dari sisi yang lain dari Apa yang dibayangkan. Dan Bayangan akan selalu mengikuti Apa yang dibayangkan dalam bentuk yang berbeda… sesuai posisi sinar yang meneranginya.
Apa yang dibayangkan oleh manusia merupakan Harapan, Mimpi atau Do’a yang menjadi Tujuan dalam menjalani lakon di panggung kehidupan Dunia. Hati yang bersih bagai Sinar, merupakan landasan utama Usaha manusia untuk meraih atau mencapai Tujuan hidupnya. Sementara Hasilnya adalah ujud bayangan yang timbul dari apa yang kita bayangkan (Harapkan).
Setiap orang pasti mempunyai Harapannya sendiri. Dan Jika Kita ingin menemukan atau mendapatkan Bayangannya, semestinya kita harus membuat lampu pijarnya (Hati kita) menyala dan menempatkan Sinar lampu pijar tersebut pada posisi yang tepat sesuai Bayangan yang ingin kita dapatkan dari Harapan/Do’a kita.
Bayangan tak akan kita temukan jika kita tempatkan Hati kita/Lampu Pijar pada posisi sangat tinggi tepat diatas Harapan (Apa yang dibayangkan). Namun Bayangan (Hasil) akan semakin tampak jika kita mau menurunkan sedikit demi sedikit Sinar Lampu Pijar (Hati Kita) kearah sampingnya. Semakin sejajar dengan Apa yang dibayangkan, maka Bayangan akan semakin besar dari Apa yang dibayangkan. Tapi janganlah juga kita tempatkan sinar Lampu Pijar itu pada posisi yang sangat rendah, karena kita justru akan kehilangan Bayangan dari Apa yang kita bayangkan.
Selamat Menata Hati - Meraih Mimpi…
Dan tetaplah Membayangkan Apa yang ingin kita Bayangkan.
Karena Bayangan itu akan selalu setia mengikuti Tuannya… selama Sinar Lampu Pijarnya tidak terhalangi.
“Sejatine Padhang Sumuring Ati”
Semoga Genk Kobra (Jama’ah Kubro/ Persekutuan Raya) akan selalu menjadi Mimpi/Harapan/Do’a saya untuk merajut Nusantara. Dan semoga Tuhan selalu mengingatkan saya untuk selalu menjaga Lampu Pijar (Hati) saya dalam posisi sejajar berdampingan dengan Harapan saya.
salam Hormat,
Adipati Genk Kobra
Sunday, July 25, 2010
Genk Kobra - KELINGAN ALON ALON

KELANGAN ALON-ALON : Pameran Foto yang diselenggarakan Oleh Komunitas Sebelah Mata.
bertempat di Bentara Budaya Jogja 24 Juli hingga 30 Juli 2010
Sebuah event Pameran Foto-Foto yang membidik tentang berbagai hal yang mulai menghilang di kehidupan Bangsa kita ini karena tergerus oleh perjalanan waktu.
Bagi Komunitas Genk Kobra Event Ini sangat berarti sekali. karena Event Pameran Foto ini sedikit banyak mampu menggugah rasa dan otak kita agar kembali KELINGAN ALON-ALON tentang Nilai Nilai Luhur dan jati diri Bangsa ini yang mulai luntur berhadapan dengan Arus Globalisasi. dan semoga tidak dilihat dengan Sebelah Mata.
Monggo silahkan datang ke Bentara Budaya.
matur Nuwun

Saturday, July 10, 2010
Album Audio CD Genk Kobra 2009 Merajut Nusantara

bagi saudara-saudara kita yang kesulitan mendapatkan
Album Genk Kobra 2009 "Kembang Lambe" ( Merajut Nusantara) yang menjadi Bonus Novel Kembang Seruni.
Bisa Dipesan Via Online. Rp. 70.000,- (sudah Termasuk Ongkos Kirim Ke seluruh Indonesia).
Kontak 0274 373070 / 0274 9172121 (Rita)
atau kontak via FB Genk Kobra Interaktif / Genk Kobra Merchandise Online.
email genk_comm@yahoo.com
Friday, June 25, 2010
Thursday, May 06, 2010
Novel "Memorabilia - dalam keabadian"
Thursday, March 11, 2010
MERAJUT NUSANTARA di PESTA BUKU JOGJA 2010
Saturday, February 06, 2010
MERAJUT NUSANTARA
mari bergandeng tangan... saling memahami... saling menghormati...
saling menjaga... dan bangga menjadi saudara se Nusantara...
Genk Kobra
Menyapa Saudara - Merangkai Budaya - Merajut Nusantara
"Sejatine Padhang Sumuring Ati"
Thursday, February 04, 2010
Dalam Keabadian
sebuah lagu dari album Shadow Of The Genk #1 (2010)
yang Insya Allah akan disandingkan dengan Novel "Memorabilia"
yang segera akan di luncurkan...
yang Insya Allah akan disandingkan dengan Novel "Memorabilia"
yang segera akan di luncurkan...
Tuesday, December 22, 2009
BINCANG NOVEL KEMBANG SERUNI DI TOGAMAS
Subscribe to:
Posts (Atom)