Begitulah Judul Tulisan liputan Teman Wartawan dari Koran
Sindo (Mas Hardjono) yang ikut hadir dalam Acara syukuran pembukaan
Daipilong (Kedai Kopi Ndomblong) Arga Dumilah di Brambang, Bukit Bintang, Pathuk, Gunungkidul.
ada sebuah guyonan dalam acara peluncuran produk baru Kopi Ndomblong di Pathuk pada waktu itu.
"Jangan karena panjenengan tidak bisa baca aksara jawa, kemudian mencap saya tidak nasionalis karena menggunakan aksara jawa lho. Semua tulisan jawa dalam kemasan produk Kopi Ndomblong itu berbahasa Indonesia, dan ikrar NKRI kita itu Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. tidak ada Satu Aksara to....?"
Kamipun tertawa bersama...
Bahkan Nota di Daipilong Keprabon Solo dan Insya Allah di setiap Daipilong nantinya menggunakan aksara jawa juga.
Indahnya Bhineka Tunggal Ika.
(Bangga Dengan Budaya & Produk Bangsa sendiri)
Tuesday, November 17, 2015
Wednesday, July 08, 2015
KOPI & FONT JAVAHOLIC
Entah kenapa namanya kopi.
di Warung Kopi ndomblong, ada font yang bisa di kopi dan kopi yang dilelet untuk menulis font.
Ada 5 Font dari Genk Kobra yang bisa didownload gratis di download font genk kobra
disamping bisa ngopi bareng sedulur-sedulur... bisa juga belajar aksara jawa.
Hanya untuk orang Eropa.... karena sayang sekali.... sudah jarang orang jawa yang bisa baca
Saturday, April 18, 2015
REKONSTRUKSI PEMBELAJARAN AKSARA JAWA
Ketika Kebanggaan di Batas Nisbi.
(JARANKU SING IKI... JARANMU MLAYU NENG NGENDI....)
(JARANKU SING IKI... JARANMU MLAYU NENG NGENDI....)
“Bangga & Gagah - Gagahan. Setidaknya saya bisa membaca
papan nama jalan yang beraksara jawa” itulah jawaban saya ketika ditanya oleh
beberapa orang yang menanyakan kepada saya,”Untuk apa nantinya jika kita sudah
bisa menulis & membaca aksara jawa?”. sementara penggunaan aksara latin
sudah mendominasi budaya literasi di hampir semua aspek kehidupan global masa
kini.
Jawaban “Bangga & Gagah-gagahan” itu baru bisa saya
ucapkan hampir 6 bulan kemudian. Jika waktu itu saya jawab : “Dengan menguasai aksara jawa, kita mampu
membaca sejarah dan falsafah jawa langsung dari source aslinya, yaitu
serat-serat lama”, maka pasti akan dibalas : “itu kan bagi mereka yang memang
suka membaca serat-serat jawa lama”. Dan saya pasti akan terjerumus pada debat
yang berkepanjangan dan melebar ke hal-hal yang saya tidak punya kemampuan
untuk menjawabnya.
Buku ini saya susun berdasar pengalaman saya pribadi ketika belajar aksara jawa di tahun
2011, Hal itu terbetik setelah Komunitas Genk Kobra mengadakan silaturahim dan
Pentas Babar Budaya di Ngarsopuro, Solo.
Berat rasanya waktu itu ketika harus menghafal begitu banyak
aksara dan rumitnya tata cara penulisan aksara jawa yang pada akhirnya kemudian
menumbuhkan rasa permakluman di hati saya terhadap minimnya minat mempelajari
aksara jawa dikalangan orang jawa saat ini.
“Wong Jawa ilang jawane” atau “Cintailah produk-produk dalam
negeri” seakan hanya menjadi slogan histeria keresahan berjamaah, tapi pada
kenyataannya, boleh saya katakan hanya sebuah disphoria semu. Dimana ketika mereka
dihadapkan pada solusi simple, yaitu sebuah hal yang mendasar dalam ranah
perkembangan sosial budaya sebuah bangsa yang disebut komunikasi, dalam hal ini masalah membaca dan
menulis aksara hasil karya bangsa sendiri, justru hanya mampu mengamini namun
enggan memberi contoh kongkrit. dengan berbagai alasan klasik.
Yaaah......... selama ini saya hanya bisa melongok dan kagum
terhadap beberapa bangsa yang tetap ngugemi aksaranya sendiri ditengah
gencarnya gempuran globalisasi. Dan ternyata mereka jauh lebih survive dalam
segala hal daripada bangsa kita, bahkan dengan berbekal karakter bangsanya itu
justru menjadi bargaining yang kuat untuk mampu menguasai dan mengembangkan
teknologi serta perekonomian global saat ini.
Betapa hal yang dianggap sepele bagi kebanyakan orang,
seperti penggunaan aksara lokal, ternyata mampu membentuk mindset cinta produk bangsa
sendiri sejak usia dini sehingga berdampak positif pada perkembangan pemikiran
berbangsa di masa depannya.
Gaul aksara Jawa bagi bangsa Jawa khususnya dan gaul aksara
lokal bagi berbagai suku menjadi hal penting menurut saya di jaman sekarang dan
masa depan kita. “Jika Gaul saja tidak, mana mungkin mencintai?”.
Sebelum kita bicarakan kembali aksara jawa, mari kita
sedikit merenungi kenangan lama kita.
Pernahkah kita
berfikir : Kenapa dahulu sekolah formal itu syaratnya dimulai dari SD,
kemudian SMP lalu SMA dst…? Kemudian kenapa Seiring perkembangan ternyata hal
itu sudah tidak relevan, karena itu harus dibutuhkan Taman Kanak-Kanak?.
Lalu…., Apakah kemudian hal itu cukup? sejalan dengan
perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan manusia?. Ternyata sekarang dibutuhkan
Play Group sebelum masuk ke Taman Kanak-Kanak. Dan seterusnya-dan seterusnya.
Tahukah kita bahwa dahulu kala ketika membangun bangunan
Aksara Jawa di kalangan masyarakat jawa itu CUKUP dengan HANACARAKA, karena
dibangun diatas fondasi aksara Kawi yang sama-sama bersifat silabik (suku kata)
dan bentuk yang hampir sama?
Sadarkah kita bahwa membangun aksara jawa dengan HANACARAKA
sekarang ini bagaikan membangun kembali sebuah reruntuhan candi diatas air? Karena
fondasinya sudah digenangi oleh aksara ABCD yang sangat berbeda karakter dan
bentuknya? Maka dibutuhkan sebuah
pondasi awal baru untuk selanjutnya bisa dibangun bangunan aksara jawa komplit
yang sering kita sebut HANACARAKA.,
Kembali kepada masalah pembelajaran aksara jawa sekarang
ini. Aturan-aturan dan sistem pengenalan menulis dan membaca aksara jawa yang
digabung dalam sebuah pelajaran bahasa jawa seakan justru menjadikan penulisan
aksara jawa terasa semakin sukar, hingga menjadi momok bagi generasi muda kita
jika bertemu dengan pelajaran menulis aksara jawa.
Seyogyanya menggaulkan aksara jawa di kalangan generasi muda
menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri di luar pelajaran bahasa jawa,
sehingga ketika kita belajar aksara jawa tidak terbebani dengan gramatikal dan
tetek bengek lainnya, apalagi dibebani dengan bahasa jawa yang mungkin sudah
tidak atau jarang kita pakai komunikasi sekarang ini.
Sepanjang penulisan aksara, tanda vokal dan cara menempatkan
aksara pasangan itu benar, maka tulisan aksara jawa kita BENAR.
Dan yang paling penting menurut saya adalah, pengetahuan
tentang sejarah aksara itu sendiri dengan berbagai cerita-cerita sejarah bangsa
yang melingkarinya perlu dikenalkan dahulu sebagai landasan kebanggaan dalam
mempelajari aksara jawa. sebelum belajar ke aksaranya.
REKONSTRUKSI terhadap cara menghafal aksara jawa harus
dilakukan. seiring perkembangan jaman. Jika di jaman dahulu, cara mengenalkan
aksara jawa cukup dengan cerita Hanacaraka saja, karena sebelumnya orang sudah
kenal bentuk aksara kawi yang hampir sama, sedangkan untuk kondisi saat ini
jelas kurang mendukung, maka saya berikhtiar untuk memotong jumlah aksara
menjadi hanya 11 aksara utama yang harus dan wajib dilalui untuk menuju ke
semua aksara Jawa, dan aksara-aksara itu tersusun menjadi sebuah kalimat :
“APA YA SARANA
MADHANGI JAWA”.
Berdasar hasil dan respon yang saya temui selama hampir 3 tahun lebih sejak saya mulai mempelajari aksara jawa ini, maka ketika seseorang
disodori untuk menghafal aksara dengan urutan HANACARAKA langsung, maka mereka
merasakan banyak kesulitan dalam menghafal perbedaan antara “Sa & Da”, Ha
& La” , “Nga & Ba” serta aksara yang hampir sama bentuknya dalam waktu
bersamaan, yang akhirnya berdampak pada hafalan yang terbalik-balik. sebagai
contoh : hingga kini masih banyak tulisan nama-nama jalan yang seharusnya
ditulis “dalan” malah tertulis “salan”. Tulisan “bakal” malah tertulis “banal”.
Dengan Mengurangi jumlah aksara menjadi 11 yang disusun
dalam 4 Baris, yang tiap baris mewakili ciri-ciri bentuk aksara jawa.
- Baris pertama adalah ciri-ciri lengkung,
- Baris kedua adalah ciri-ciri melingkar
- Baris ketiga adalah ciri-ciri bergerigi dan pisah.
- Baris keempat adalah ciri-ciri runcing beserta variasinya,
maka cara pengenalan dengan konstruksi urutan aksara ini
akan memudahkan kita menghafalnya. disertai dengan trik-trik cara menghafalkan
aksara pasangannya.
Metode “OPO YO” ini bisa dikatakan sebagai metode prahana
(sebelum masuk ke hanacaraka).
Sudah pasti masih banyak kekurangan & sangat perlu
pengembangan lebih lanjut, terutama oleh para sesepuh di bidang penggiat bahasa
& aksara jawa yang lebih kompeten di bidang ini.
Dalam hal ini saya hanyalah orang awam di bidang aksara
jawa, tanpa basic pendidikan bahasa & sastra jawa, Tergerak belajar
menekuni aksara jawa dan mencoba urun rembug dengan niatan menjadikan aksara
jawa lebih gaul di kalangan remaja sekarang. Dan berharap bahwa kemampuan
membaca serta menulis aksara jawa menjadi kebanggaan bagi setiap individu,
disaat orang lain tidak mampu
.
Demikian sekelumit cerita dibalik layar saya menyusun buku
Gaul Aksara Jawa ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amiiin
Matur Nuwun
Je. Genk Kobra
Sekali lagi Harapan saya, buku ini bisa dilihat dan difahami
sebagai upaya menebalkan rasa kebanggaan terhadap produk bangsa kita sendiri
dengan tetap beretika.
Friday, October 10, 2014
KARTOSURO >< SUROKARTO (trial)
Tuesday, August 19, 2014
Limang Tahun Tirakat @ Ultah Hari Deklarasi NKRI ke 69
Bagaimana jika kita katakan saja bahwa 17 agustus adalah Hari Deklarasi NKRI?
Jadi bukan merdeka dari penjajahan.
Ngalamun @Bunker Liputan Massal Genk Kobra
Jadi bukan merdeka dari penjajahan.
Ngalamun @Bunker Liputan Massal Genk Kobra
Sunday, June 08, 2014
Saturday, April 12, 2014
Bismillah - Milah Milih Malih (easy)
1936 Saka – 2014 M Indonesia Nusantaraku
Langit cerah terlihat waktu sore hari ketika saya sedang
menyiapkan alat-alat pancing di depan rumah kontrakan saya di tengah kebun
mlinjo di banguntapan, eeee muncul teman saya dengan sepeda motor Jadul
kebanggaannya.
“Mau mancing mas?” sapa teman saya sambil menstandarkan
sepeda motor jadul kesayangannya itu.
“Iya om, mumpung langite padhang” jawab saya.
“Ada apa om?, kok kadingaren nongol sore-sore, biasane jam
12 bengi lagi njedhul je” tanyaku sambil mengambil ember kecil dan tas pancing
yang sudah siap grak untuk beraksi.
“he he he mau nanya soal desain mas” jawabnya
“kalau begitu kita ngobrol sambil mancing aja om” kata saya,
yang langsung dijawab “Okey”
Akhirnya kita berdua berboncengan naik motor jadul menuju
target area pancing favorit, yaitu sepanjang
Kalikuning didekat candi Sambisari.
Dalam perjalanan ke kalikuning, teman saya bercerita bahwa dia
sedang bingung memilih kata yang tepat untuk desain buku yang sedang dibuatnya
dan harus segera terbit tahun ini juga. Dia ingin menggunakan sengkalan tahun
yang pernah saya buat, tapi dia bingung memilih antara Semut Geni Manjing Nata
(1936) dan Caturanku Ora Mbolak-Mbalik (2014 M).
Sesampainya di lokasi, kita menuju ke tempat favorit saya,
sebidang tanah kecil yang menjorok ke tengah sungai dan ada pohon bambunya
sangat lebat. Lalu sambil memancing saya tanya ke teman saya tentang apa yang dibingungkan dengan 2
sengkalan itu? Toh keduanya sama sama menunjukkan tahun ini juga.
Dia menanyakan : “ pantes yang mana ya mas?”.
Sambil tersenyum saya mencoba menerangkan kepadanya bahwa memang
sangat sukar memilih diantara 2 hal yang baik. Akan lebih gampang dan enak jika
kita dihadapkan pada pilihan antara 2 hal yang satu baik dan satunya lagi kurang
baik. Apalagi antara baik dan buruk atau benar dan salah, meskipun kebenaran
dan kesalahan itu sangat relative.
“Semua tergantung njenengan mas.. kalau suka yang populis,
maksudnya banyak dikenal orang atau yang jamak dipakai masyarakat umum ya pakai
yang tahun masehi 2014 M (Caturanku Ora Mbolak-mbalik), tapi kalau suka yang
agak kuno tapi berbau sejarah budaya kita sendiri, ya pakai yang tahun 1936
Saka (Semut Geni Manjing Nata) toh keduanya sama sama menunjukkan angka tahun
sekarang. Ditulis dua-duanya juga nggak ada salahnya”. Sambung saya, meneruskan
keterangan tentang memilih angka tahun untuk desain buku teman
saya.
“Easy kan…? He he he” kata saya.
“eee iya yaaa kalau dirasa-rasa gampang yoo… tapi kalau dipikar-pikir malah angel.... Wah kalau begitu, dua-duanya saja akan saya pakai mas. Untuk cover depan dan belakang, atau bisa saya tempatkan di cover depan semuanya. Malah nggaya to mas.. Ya populis tapi yo tidak meninggalkan kebudayaan sendiri”. Sahut teman saya dengan wajah sumringah.
“eee iya yaaa kalau dirasa-rasa gampang yoo… tapi kalau dipikar-pikir malah angel.... Wah kalau begitu, dua-duanya saja akan saya pakai mas. Untuk cover depan dan belakang, atau bisa saya tempatkan di cover depan semuanya. Malah nggaya to mas.. Ya populis tapi yo tidak meninggalkan kebudayaan sendiri”. Sahut teman saya dengan wajah sumringah.
“lha ya gitu aja bagus to om.. gitu aja kok repoot” kata
saya sambil menirukan gaya Gus Dur.
“Jika kita milih salah satu atau kita kebetulan dihadapkan
pada suatu pilihan apapun, itu artinya kita harus punya alasan dan harus siap dengan konsekuensinya”. kata saya.
Sesekali mata saya tertuju ke kambangan pancing saya yang
dari tadi belum bergerak-gerak, sayapun meneruskan jawaban saya : “ ini sebagai wacana pertimbangan
njenengan om, dalam Sengkalan 1936 Saka itu dimulai dengan angka 6, yang diwakili dengan
kata Semut, bisa saja dimaknai dengan masalah Semut yang berkaki 6. Kita ini
bisa belajar banyak dari kehidupan hewan di sekitar kita. Semut itu makhluk
yang punya tatanan sosial dan persaudaraan yang bagus, apalagi jika ini semut
geni,berarti semut yang punya kekuatan lebih dari semut yang lain. Berarti
meskipun kecil, tapi punya wibowo”.
“Sengkalan 2014 M, berarti diawali dengan angka 4, yang
diwakili dengan kata catur/omongan, Caturanku Ora Mbolak-Mbalik bisa saja dimaknai dengan masalah Tutur
Kata atau lebih luas lagi tentang perilaku. Manusia itu dalam kehidupan social,
jika tutur katanya bagus, santun & murah senyum, tidak mbolak-mbalik, biasanya
dia itu orang yang baik dan akan dicap oleh masyarakat sebagai orang yang baik.
Berarti dia akan selamat dan sejahtera. Dalam bahasa jawa disebut widodo”. Sambung
saya.
Teman saya menyela “ walaah kok kayak bicara filsafat kehidupan
to mas. Lha ini bicaranya malah nyrempet-nyrempet pemilu, He he he”.
“Ini lho… saya juga ikut berpartisipasi mas” sambung teman
saya sambil menunjukkan jari kelingkingnya yang ujungnya membiru kena tinta.
Saya hanya tersenyum sambil menunjukkan jempol saya yang
juga membiru, dan tiba-tiba kambangan saya bergerak-gerak, dengan cepat saya
angkat joran pancing saya dan “uhuiiii entuuuk” sambil terus memutar kerekan
pancing saya. Begitu saya angkat, eeeh
saya mendapat ikan nila kecil sekitar dua jari besarnya.
“Lumayaan” seru teman saya sambil senyam senyum (rada ngece ketoke).
“Ayo diteruske mas critane sing nyrempet-nyrempet tadi…”
pinta teman saya.
“Crito sing endi?” jawab saya sambil pura-pura mbodhoni (asline saya bingung, tak
teruske crito opo ora yo? Apa harus saya alihkan pembicaraan ke masalah lainnya
saja yaaaa…).
Setelah saya pasang umpan lagi dan melemparnya agak ke
tengah sungai, akhirnya saya meneruskan obrolan dengan teman saya. “Saya ini
cuman suka dolanan kata kok om, bagi
saya, segala sesuatu itu bisa ditafsirkan dari segala sudut, namun alangkah
baiknya jika ditiap sudut itu dilandasi dengan Khusnu Dlonn. Jangan sampai kita
malah kayak orang yang bingung dan tergesa-gesa, Kesusu/kemrungsung di perempatan
jalan” sambung saya.
“Maksudnya gimana mas?” tanya teman saya.
Lalu saya terangkan masalah kemrungsung di perempatan jalan,
kalimat-kalimat yang sering kita dengar ada 3 kalimat :
- Kebacut Abang, karena kita gak cepet cepet
- Mumpung Kuning, lalu kita tergesa-gesa tancap gas
- Selak Ijo, ini biasanya kalau kita nyetir sambil telpon atau ungkapan para pengamen dan pengemis jalanan.
“ha ha ha ha sampeyan ki malah guyon” kata teman saya sambil
mesam mesem.
Saya lanjutkan
omongan saya sambil tersenyum “ Dengan selalu Khusnu Dlonn maka kita
tidak akan mudah mencela, bahkan menjelek-jelekkan orang lain, terutama para
pemimpin kita atau bahkan para calon pemimpin kita nanti”.
“Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang suka mengejek
orang lain, apalagi yang diejek pemimpin bangsa kita sendiri. bayangkan kalau
dilihat tetangga-tetangga, kemudian mereka ikutan ngejek. Sakit hati juga kan
kita?” tanya saya.
“Faktanya adalah para pemimpin dan para calon pemimpin
bangsa kita ini seperti Pak Karno, Pak Syafruddin, Pak Asaat, Pak Harto, Pak
Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak Susilo, Pak Prabowo, Pak Wiranto, Pak Abu Rizal,
Pak Joko Wi, Pak Surya Paloh, Pak Mahfud, Bang Rhoma, Pak Dahlan, Pak Gita Wiryawan, Pak Anies dan lain-lainnya masih lebih dikenal dan masih
lebih banyak yang mencintai dan mendukung mereka daripada kita-kita ini. Apa
pantes kita mengklaim diri kita lebih baik dari mereka?”. Sambung saya.
“Iya ya mas, jumlah teman-teman saya kalau dihitung hitung
dari SD sampai Kuliah paling banyak cuman 400 orang, itu saja sudah banyak yang
lupa, barangkali juga tidak suka sama saya he he he he” kata teman saya karo
ngguya-ngguyu dhewe.
Kembali saya bercerita kepada teman saya tentang sejarah
Indonesia. “Dengan membacanya didasari Khusnu Dlonn, maka semua akan menjadi Do’a
yang baik di kemudian hari. Namun jika selalu saja kita ini ber Su’u Dlonn,
maka akan jadi harapan yang tidak baik nantinya”.
Berkaitan dengan hal sengkalan, Jika kita memandang 2
sengkalan Semut Geni Manjing Nata (6391) dan Caturanku Ora Mbolak Mbalik (4102) dari sudut pandang dinamika politik
sekarang, maka pilihan kita kan hanya masalah Widodo & Wibowo entah
siapapun figurnya nanti. Toh Negara Indonesia ini sudah pernah mengalami Negara
yang Wibowo dan pernah juga menjadi Negara yang Widodo. Sekali lagi, semua
pilihan ada konsekuensinya.
Wibowo - ( berwibawa
/ disegani) : Jaman Presiden Soekarno Negara kita ini disegani oleh negara-negara
di seluruh dunia. Presiden kita sangat dihormati di kancah internasional. Karena
punya bargaining yang kuat di berbagai bidang. Dan didalam negeri sendiri,
pemimpinnya sangat dicintai oleh rakyatnya karena sangat berfihak kepada rakyat
dan mendorong rakyatnya untuk mandiri, belajar dulu hingga mampu mengelola
sumber daya alamnya sendiri tanpa campur tangan orang luar. Maka modal asing
tidak boleh masuk sebelum rakyat ini pinter.
Konsekuensinya adalah : Orang=orang asing yang punya
kepentingan tertentu dan tidak bisa mencapai tujuannya akan berusaha dengan
segala cara, bahkan dengan cara agresi militer, embargo dll.
Kewibawaan Republik Indonesia itu dipertahankan dengan segala
cara oleh Presiden Soekarno dengan memberikan mandat kepada Presiden Syafruddin
Prawiranegara (ketika PDRI karena terjadi agresi militer Th 1948) dan oleh
Presiden Mr. Asaat (pada waktu RIS, Presiden Soekarno menjabat Presiden RIS
& Presiden Asaat menjabat presiden RI Th 1949).
Widodo – (Selamat,
Sejahtera, aman). : Jaman Presiden Soeharto, Negara kita mengalami pembangunan
yang pesat, makmur, aman sejahtera, mampu swasembada pangan dan lain-lain. Sangat wajar jika beliau disebut bapak pembangunan Indonesia. Bahkan Presiden kita juga mendapat julukan The Smiling General Karena murah senyum, dan harus
diakui bahwa pada jaman itu relative aman dan sejahtera, murah sandang murah
pangan. Sampai sekarangpun kita masih mendengar para petani terutamanya masih sangat
ingat dengan Pak Harto.
Konsekuensinya : Karena Kita banyak membuka peluang
Investasi modal asing masuk ke Indonesia, maka kita banyak disetir oleh orang
asing di berbagai bidang dan kurang disegani oleh Negara lain. Maka ekonomi Negara
kita sangat mudah diombang-ambingkan oleh orang asing dari negeri lain ketika
kepentingan mereka mulai terganggu.
Lalu bangsa kita ini sadar akan kekurangan-kekurangan dari
masa lalu, muncullah reformasi yang melahirkan pemimpin-pemimpin yang berusaha
menata ulang pondasi bernegara kita, yang tidak hanya ber-widodo tapi harus juga
ber-wibowo. Kita semuapun sangat menginginkan begitu.
15 tahun lebih dibutuhkan untuk menata
pondasi-pondasi itu agar kuat dibangun diatasnya sebuah Negara yang Makmur dan Berwibawa
(Kartosuro). Dimulai oleh Presiden BJ Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden
Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maka sampailah kita di “Suryo
Katon Ing Gapuro Projo” itu cuman istilah Genk Kobra lho om he he he.
“ah ada-ada saja mas… mumet saya yen kon mikir masalah itu.
Terus besuk itu milih siapa mas?” tanya teman saya sambil melirik.
“ yo jelas kayak lagu Pari GoGo to… “ jawab saya sambil
nyanyi
Milih nganggo ati, yen kowe ra ngerti, ndak ngisin isini
Yuk dipikir dhisik, nganggo ati resik, ben hasile apik.
Ojo podho nekat, kancane sak brayat, mesthine sepakat.
Ojo sok tukaran, rumongso menangan, ngrusakke tatanan.
“ wis ah…, yuk… wis surup, kita pulang aja om” kata saya mengingatkan teman saya.
“Ayo mas.. nanti malem kita teruskan ngobrol di warung
sebelah mas, tak traktir pokoke…. Saya nanti makan milih nganggo ati, koyok
sampeyan” kata teman saya.
“siiip aku tak nganggo cucuk wae” jawab saya.
“Weeeladalah kok malih meneh, pakai lauk kepala maksude yang
ada cucuknya?” timpal teman saya.
“Maksudkuuu…. mumpung ditraktir aku tak nyucukke sing jajan
kuwi lhooo” jawabku sambil tersenyum.
“Ooooooalaaah Okeee” sahut teman saya. “lha ikan kecil yang
didapat tadi ya dibawa pulang mas?” tanyanya lagi.
“Ya iya dong… itu kan rezeki, Ikan nila dari Kalikuning ini meski
hanya sebesar dua jari tapi itu pemberian sing mbaurekso kali jeee” sahutku
sambil tertawa.
Kamipun berboncengan pulang, di perempatan Blok O kami
berpapasan dengan Om Dodo dan Om Bowo berboncengan motor sambil bawa pancing. Kelihatannya
habis mancing juga. Sayapun ber salaaman karena pas berhenti di lampu Merah dan
kebetulan berdampingan dengan motor kita.
“Monggo ooom” seru saya.
“Yo leeee..” jawab mereka serempak
Bismillah Milah Milih Malih (gampang to)
Adpt Genk Kobra mulih mancing karo kancane.
Malih dalam bahasa Jawa ngoko berarti "Berubah/berganti".
Malih dalam bahasa Jawa Krama berarti "Lagi"
Wednesday, April 09, 2014
Bismillah INDONESIA 1936 Saka (2014 M)
Semut Geni Manjing Nata - Caturanku Ora Mbolak Mbalik
Malam tahun baru 2014 ketika seorang teman menanyakan kepada saya, "apa sengkalan untuk tahun baru ini mas?", Waduuuuh... saya bingung menjawabnya karena saya hanya terbiasa membuat sengkalan untuk menandai tahun -tahun keluarnya album-album Genk Kobra.
seperti :
Saya mulai mengkonversi tahun Masehi 2014 ke tahun saka yang akhirnya ketemu angka 1936. namun kembali saya dipusingkan dengan kata kata yang tepat untuk angka-angka tersebut hingga bisa saya susun menjadi kalimat yang bermakna.
Sebagai gambaran singkat, dalam kalimat sengkalan, setiap angka diganti dengan kata/nama yang mengandung pengertian/makna/karakter/konotasi angka. dan angka tahun dibaca dari belakang/kanan, contoh : tahun 1927 Saka, maka dibaca 7291 Resi (7) Kembar (2) Hanggatra (9) Bumi (1).
Jadi kini saya harus menemukan kata yang tepat untuk angka 6. sebagai angka awal / kata awal dari 1936. Kata awal itulah yang akan menentukan pemilihan kata selanjutnya menjadi kalimat yang bermakna .
Kebetulan malam itu hawane sumuk tenan, karena musimnya memang lagi musim gak jelas antara penghujan dan kemarau. sambil duduk lesehan di lantai tiba-tiba "mak cekiiit" kaki kanan saya terasa ada hewan kecil yang menggigit. saya pikir digigit nyamuk, eeeeh ternyata banyak semut yang ikut ngisis karena mungkin hawanya juga gerah sekali didalam tanah. jadi mereka pada keluar dari tanah mencari angin segar. tapi kok ya iseng nyokot sikil to yo muuut semuuut.
Sambil garuk garuk kaki dan menggeser posisi duduk, saya perhatikan terus rombongan semut itu. "Lhaaaa iki jebule" dalam benak saya, memang ide itu tidak bisa disangka-sangka darimana datangnya. 'Semut itu kan hewan berkaki enam", maka dengan kejadian dicokot semut itu, saya menemukan kata awal dari sengkalan 1936, yaitu Semut.
Kata selanjutnya adalah mewakili angka 3 (bersifat panas), kok ya kebetulan barisan semut itu adalah semut merah yang di daerah saya disebut dengan semut geni (geni bersifat panas). tinggal saya sambung dengan angka manjing (9) dan nata (1) sehinggga terangkai sebuah kalimat "Semut Geni Manjing Nata) yang dalam bahasa indonesia berarti semut merah menjadi raja.
"Wis ketemu ndaa" sambil ngeplak punggung teman saya yang asyik nonton TV.
"opo mas?" kata teman saya, sambil tetep saja nonton TV.
"Semut Geni Manjing Nata" jawab saya sambil saya terangkan tiap angka-angkanya.
dan teman saya manggut manggut seneng, lalu bertanya lagi "Lha kalau 2014 gimana?".
"Yo gampaaang.....papat kuwi "catur", siji kuwi "aku", kosong kuwi "ora", loro kuwi "mbolak-mbalik". jawabku sambil nyruput kopi yang mulai dingin.
"apik to ? Caturanku Ora mbolak-mbalik 4102.. he he he" . sahutku sambil nonton ekspresi wajah temanku yang lucu karena mengangguk-angguk sambil mengernyitkan dahinya (mungkin bingung ning ora wani protes).
Obrolanpun berlanjut hingga menjelang subuh. dan akhirnya teman saya pamit pulang karena paginya harus mengantar dagangan ke pasar.
Setelah teman saya pulang, kini tinggal saya sendirian yang ganti termangu mangu sendiri tak habis fikir. dalam benak saya berkecamuk berbagai pertanyaan, "Kenapa tadi bisa ada sengkalan Semut?. kenapa kok ada Catur dan lain sebagainya", ditambah lagi sepengetahuan saya tentang hal sengkalan. meskipun baru sedikit saja saya kenal tentang ilmu sengkalan, tapi ada hal pokok yang saya fahami tentang sengkalan.
Sengkalan biasanya dibuat untuk hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. umpamanya sengkalan untuk album Genk Kobra, saya buatkan sengkalannya karena Album /lagu sudah jadi, . atau sengkalan yang dibuat oleh pujangga leluhur kita :untuk mengenang runtuhnya majapahit (Sirna Ilang Kretaning Bumi 1400). ini semua menambah ruwet otak saya.
"Lha ini tahun baru, baru saja mulai kok ada sengkalannya?". begitulah pikiran yang mbulet dalam otak saya waktu itu. mumeeettt...
Ada apakah gerangan wahai semuut?
Iseng iseng saya ambil Al Qur'an karena saya beragama Islam dan saya cari Surat Semut (an Naml), saya baca beserta terjemahannya... barulah saya bisa tersenyum dan bergumam. "he he he he he ketemuuu... minimal buat saya sendiri".
Dalam Surat ini saya temukan Nabi Sulaiman seorang Raja besar dan kaya raya di Dunia waktu itu yang menguasai manusia dan Jin bersama bala tentaranya akan melewati lembah, beliau mendengar suara semut yang ketakutan akan terinjak-injak oleh bala tentara Sulaiman. maka Sulaiman memerintahkan pasukannya berhenti, karena beliau diberkati oleh Tuhan mampu mengerti bahasa hewan. beliau langsung Tersenyum bersyukur dan berdoa mendo'akan kedua orang tuanya:
"Robbii auzi'nii an asykuro ni'matakallati an'amta 'alaiyya, wa 'alaa waalidaiyya, wa an a'mala shoolihan tardloohu, wa ad khilnii birohmatika fii 'ibaadika shoolihiin."
yang artinya
“Ya Allah, selalu limpahkan petunjuk&ilham-Mu kepadaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.” (QS. Al-Naml: 19).
Dan hanya di Surat An Naml jugalah Kalimat Bismillahirrohmaanirrohim terdapat di tengah surat. dituliskan oleh Sulaiman ketika menulis surat kepada Ratu Bilqis...
Begitulah cerita saya membuat judul tulisan ini dimulai dengan : Bismillah.
dan semoga inilah tahun awal Indonesia memulai babak baru, mari kita doakan Ibu pertiwi kita ini, semoga Tuhan meridloi dan memberi nikmat kepada seluruh rakyat Indonesia. amieeen.
Bismillah
Adpt Genk Kobra di Sorso
yang baru berani menuliskan di Blog ini ketika tahunnya sudah berjalan
Malam tahun baru 2014 ketika seorang teman menanyakan kepada saya, "apa sengkalan untuk tahun baru ini mas?", Waduuuuh... saya bingung menjawabnya karena saya hanya terbiasa membuat sengkalan untuk menandai tahun -tahun keluarnya album-album Genk Kobra.
seperti :
- Album 1 Ngayojokarto - tahun 2002 M / 1924 Saka "Ketok Mata Gedhe Dhewe" artinya : Jelas terlihat paling besar.
- Album 2 Sithik Edhing - tahun 2005 M / 1927 Saka " Resi Kembar Hanggatra Bumi" artinya Dua Resi menata bumi
- Album 3 Kembang Lambe - tahun 2007 M / 1929 Saka " Gangsa Kapindho Kusumaning Jagad" artinya : Gamelan kedu, bunganya dunia
- Album 4 Untuk Novel Kembang Seruni 2009 M / 1931 Saka " Sejatine Padhang Sumuring Ati" artinya : Sejatinya terang sumurnya hati
- Album 5 Kartosuro - tahun 2011 M / 1933 Saka "Suryo Katon Ing Gapura Praja" artinya : Matahari telah mulai tampak di gerbang negara/wilayah
Saya mulai mengkonversi tahun Masehi 2014 ke tahun saka yang akhirnya ketemu angka 1936. namun kembali saya dipusingkan dengan kata kata yang tepat untuk angka-angka tersebut hingga bisa saya susun menjadi kalimat yang bermakna.
Sebagai gambaran singkat, dalam kalimat sengkalan, setiap angka diganti dengan kata/nama yang mengandung pengertian/makna/karakter/konotasi angka. dan angka tahun dibaca dari belakang/kanan, contoh : tahun 1927 Saka, maka dibaca 7291 Resi (7) Kembar (2) Hanggatra (9) Bumi (1).
Jadi kini saya harus menemukan kata yang tepat untuk angka 6. sebagai angka awal / kata awal dari 1936. Kata awal itulah yang akan menentukan pemilihan kata selanjutnya menjadi kalimat yang bermakna .
Kebetulan malam itu hawane sumuk tenan, karena musimnya memang lagi musim gak jelas antara penghujan dan kemarau. sambil duduk lesehan di lantai tiba-tiba "mak cekiiit" kaki kanan saya terasa ada hewan kecil yang menggigit. saya pikir digigit nyamuk, eeeeh ternyata banyak semut yang ikut ngisis karena mungkin hawanya juga gerah sekali didalam tanah. jadi mereka pada keluar dari tanah mencari angin segar. tapi kok ya iseng nyokot sikil to yo muuut semuuut.
Sambil garuk garuk kaki dan menggeser posisi duduk, saya perhatikan terus rombongan semut itu. "Lhaaaa iki jebule" dalam benak saya, memang ide itu tidak bisa disangka-sangka darimana datangnya. 'Semut itu kan hewan berkaki enam", maka dengan kejadian dicokot semut itu, saya menemukan kata awal dari sengkalan 1936, yaitu Semut.
Kata selanjutnya adalah mewakili angka 3 (bersifat panas), kok ya kebetulan barisan semut itu adalah semut merah yang di daerah saya disebut dengan semut geni (geni bersifat panas). tinggal saya sambung dengan angka manjing (9) dan nata (1) sehinggga terangkai sebuah kalimat "Semut Geni Manjing Nata) yang dalam bahasa indonesia berarti semut merah menjadi raja.
"Wis ketemu ndaa" sambil ngeplak punggung teman saya yang asyik nonton TV.
"opo mas?" kata teman saya, sambil tetep saja nonton TV.
"Semut Geni Manjing Nata" jawab saya sambil saya terangkan tiap angka-angkanya.
dan teman saya manggut manggut seneng, lalu bertanya lagi "Lha kalau 2014 gimana?".
"Yo gampaaang.....papat kuwi "catur", siji kuwi "aku", kosong kuwi "ora", loro kuwi "mbolak-mbalik". jawabku sambil nyruput kopi yang mulai dingin.
"apik to ? Caturanku Ora mbolak-mbalik 4102.. he he he" . sahutku sambil nonton ekspresi wajah temanku yang lucu karena mengangguk-angguk sambil mengernyitkan dahinya (mungkin bingung ning ora wani protes).
Obrolanpun berlanjut hingga menjelang subuh. dan akhirnya teman saya pamit pulang karena paginya harus mengantar dagangan ke pasar.
Setelah teman saya pulang, kini tinggal saya sendirian yang ganti termangu mangu sendiri tak habis fikir. dalam benak saya berkecamuk berbagai pertanyaan, "Kenapa tadi bisa ada sengkalan Semut?. kenapa kok ada Catur dan lain sebagainya", ditambah lagi sepengetahuan saya tentang hal sengkalan. meskipun baru sedikit saja saya kenal tentang ilmu sengkalan, tapi ada hal pokok yang saya fahami tentang sengkalan.
Sengkalan biasanya dibuat untuk hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. umpamanya sengkalan untuk album Genk Kobra, saya buatkan sengkalannya karena Album /lagu sudah jadi, . atau sengkalan yang dibuat oleh pujangga leluhur kita :untuk mengenang runtuhnya majapahit (Sirna Ilang Kretaning Bumi 1400). ini semua menambah ruwet otak saya.
"Lha ini tahun baru, baru saja mulai kok ada sengkalannya?". begitulah pikiran yang mbulet dalam otak saya waktu itu. mumeeettt...
Ada apakah gerangan wahai semuut?
Iseng iseng saya ambil Al Qur'an karena saya beragama Islam dan saya cari Surat Semut (an Naml), saya baca beserta terjemahannya... barulah saya bisa tersenyum dan bergumam. "he he he he he ketemuuu... minimal buat saya sendiri".
Dalam Surat ini saya temukan Nabi Sulaiman seorang Raja besar dan kaya raya di Dunia waktu itu yang menguasai manusia dan Jin bersama bala tentaranya akan melewati lembah, beliau mendengar suara semut yang ketakutan akan terinjak-injak oleh bala tentara Sulaiman. maka Sulaiman memerintahkan pasukannya berhenti, karena beliau diberkati oleh Tuhan mampu mengerti bahasa hewan. beliau langsung Tersenyum bersyukur dan berdoa mendo'akan kedua orang tuanya:
"Robbii auzi'nii an asykuro ni'matakallati an'amta 'alaiyya, wa 'alaa waalidaiyya, wa an a'mala shoolihan tardloohu, wa ad khilnii birohmatika fii 'ibaadika shoolihiin."
yang artinya
“Ya Allah, selalu limpahkan petunjuk&ilham-Mu kepadaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.” (QS. Al-Naml: 19).
Dan hanya di Surat An Naml jugalah Kalimat Bismillahirrohmaanirrohim terdapat di tengah surat. dituliskan oleh Sulaiman ketika menulis surat kepada Ratu Bilqis...
Begitulah cerita saya membuat judul tulisan ini dimulai dengan : Bismillah.
dan semoga inilah tahun awal Indonesia memulai babak baru, mari kita doakan Ibu pertiwi kita ini, semoga Tuhan meridloi dan memberi nikmat kepada seluruh rakyat Indonesia. amieeen.
Bismillah
Adpt Genk Kobra di Sorso
yang baru berani menuliskan di Blog ini ketika tahunnya sudah berjalan
Saturday, March 29, 2014
Dalam Kurung Cerita
Dalam Kurung Cerita - Genk Kobra
Belajar untuk tetap tersenyum dan tertawa membaca cerita Suka & Duka hidup kita,
karena di Dalam Kurung Cerita, masih ada cerita diluar kurungannya.
Dalam Kurung Cerita - Genk Kobra
Lirik & Lagu : Ardie Boik GenkKobra
Singsoter : Wiro Kribo Genk
Tukang cerita : Lek Widodo
Penikmat cerita :
karena di Dalam Kurung Cerita, masih ada cerita diluar kurungannya.
Dalam Kurung Cerita - Genk Kobra
Lirik & Lagu : Ardie Boik GenkKobra
Singsoter : Wiro Kribo Genk
Tukang cerita : Lek Widodo
Penikmat cerita :
Pengeroyok : Genk Kobra Community
Nantikan di Album selanjutnya
Nantikan di Album selanjutnya
Monday, February 24, 2014
CUCUK
Mantene anyar tandhane Janur
kelire malih ning ora luntur
Cucuk.. lampahe wis mlaku
Besan manten manthuk manthuk mesem ngguyu
cucuk.. kabeh bubar temu
Ngidak endog mbalang suruh dadi mantu
Cucuk... sing muteri tamu
mlaku alon klecam klecem ra kesusu
cucuk... dandan koyo ratu
dipageri cah bagus lan gendhuk ayu
kembar mayang janure kuning
kudu dipajang kadhang disanding
Gedhang Nanas karo tebu
dienggo rebutan karo tamu tamu
Cucuk sinoman ladenne
ora sah nglirik malah dho di awe-awe
Cucuk... maneh shootingane
injan injen ora ono sing ngelekke
Cucuk... nekani jagongan
temu konco dulur sambi mangan mangan
Cucuk... sing duwe hajatan
rampung mantu nglaras ngetungi sumbangan
Cucuk... manuk nggolek pangan
pitik walik dadine tumbak cucukan
cucuk... opo dho nyucukke
iki asli opo nyat digawe gawe
Sorso 2012
Subscribe to:
Posts (Atom)