Tuesday, May 23, 2006

Jaman Wis Akhir - Genk Kobra.

Jaman Wis Akhir - Genk Kobra.

Beberapa hari belakangan ini, manajemen Genk Kobra mendapatkan banyak
undangan untuk wawancara di beberapa radio di daerah jawa tengah dan
melakukan diskusi tentang seni musik dibeberapa komunitas penikmat
dan pemain musik di Solo dan Jakarta. Selain mencoba menikmati
bersama lagu-lagu Genk Kobra, sekaligus membedah syair-syair dalam
album ke 2 . Sebuah kegiatan yang unik, tidak sekedar
menikmati 'klangenan' tetapi harus beradu argumentasi terhadap
beberapa kritisi musik, wartawan, dan para aktivis LSM terhadap
kandungan isi album ke 2 yang konon cukup menggegerkan dunia musik di
Indonesia.

Diskusi yang cukup unik baru-baru ini dilakukan di Solo,( berkaitan
dengan kegiatan promo tour album ke 2 Genk Kobra - Sithik Eding.. )

Ada sebuah perdebatan kecil terhadap syair-syair lagu di album ke dua
Genk Kobra (Album Sithik Eding), terutama di lagu "Jaman Wis Akhir"
yang memotret situasi jaman terkini yang serba gila dan
menyengsarakan.

"Anda frustasi dengan keadaan negeri ini?" tanya saya
langsung kepada Joko "Mas Je" Vokalis sekaligus pencipta lagu grup
band ini.

"Tidak, saya tidak kecewa, saya hanya melakukan revisi
terhadap suatu nilai kritik. Mungkin Anda pernah mendengarkan versi
lagu "Jaman Wis Akhir" yang dibawakan kelompok Kyai Kanjeng - Emha
Ainun Najib. Saya melakukan modifikasi lirik sehingga lebih lebih up
todate dengan keadaan sekarang."

"Termasuk lirik yang menyindir tingkah para kyai palsu?"

Mas Je terkekeh sejenak, tidak ada yang dapat menduga cara
berpikirnya dibalik rambut gondrong sepundak yang dibiarkan apa
adanya.

"Anda pasti sering mendengarkan bait ..".banyak orang gila ,
dianggap kyai", ya kan??"

"Mas Je nggak takut kalau bakal disemprot kelompok kyai?"

"haiyah....sebagian isi lagu "jaman wis akhir" itu
menceritakan tentang orang-orang yang sok mengaku-ngaku suci dan ada
yang dianggap kyai, padahal tingkahnya nggak berbeda dengan orang
gila. Saya justu mencoba menyadarkan masyarakat, bahwa banyak
kemunafikan berbaris beraturan tepat didepan mata kita. Contohnya?
lah..anda kan orang media, tahu sendiri lah..." sahut mas Je kembali
sambil menyeruput segelas kopi panas.

"Kenapa menggunakan komposisi ROCK dan beat yang suspense
untuk lagu tersebut?"

"Ini perbedaannya memberikan penekanan terhadap sebuah syair
pada lagu Jaman wes Akhir membutuhkan komposisi musik yang
menghentak. Orang nggak bisa lagi disadarkan dengan lagu-lagu cengeng
dengan melodi mendayu-dayu untuk sadar persoalan negeri ini. Beat
Rock dipilih, walaupun syairnya terdengar berat, tetapi lagu ini enak
sekali dipakai untuk dance!"

"Apa nggak aneh mas, membuat lagu kritik sosial yang
sekaligus enak buat dance?"

"Lho apa salahnya? Percaya gak? Amerika Serikat itu
berhasil mengembangkan kebudayaannya ke seluruh dunia karena faktor
Tari, Dance dan Trance yang disisipkan pada setiap lagu-lagunya.
Nggak hanya lagu riang atau cinta, bahkan lagu-lagu berat yang
dibawakan U2pun asik banget dipake buat ngedance. Saya cuma mau
menyebarkan sebuah semangat, walaupun dengan segala potret dan syair
lagu yang satir!"

Sejenak kita saling tertawa dan terdiam bareng sambil
mendengarkan lagu tersebut. Jaman Wis Akhir sebenarnya lagu bersyair
kepedihan terhadap kondisi jaman. Kritik terhadap manusia yang lebih
memilih jalan "kegaiban dan mistik" dari pada melihat pada kenyataan.
kritik terhadap tingkah manusia yang mengorbankan sesama demi tujuan
pribadinya. Sebuah syair yang menelanjangi habis-habisan tingkah
manusia indonesia. Beat-beat yang menghentak berpadu dengan
kelincahan permainan instrumen dari 5 personil genk Kobra.

Lagu ini kini menjadi sebuah lagu wajib yang mendengung di
tangga radio semenanjung jawa tengah. Ketika meledaknya bom bali
berpadu dengan carut marutnya kondisi bangsa setelah kenaikan harga
BBM, Lagu Jaman Wis Akhir menjadi pengiring yang paling tepat
terhadap suasana saat ini. Silahkan bergidik, trance, sadar, takut,
cemas tetapi jangan lupa untuk meluapkannya dalam tarian bersama.
Mencoba melepaskan energi paranoia dalam tubuh dengan mendengarkan
lagu ini sekaligus menghentakkan kaki dan tangan. Selanjutnya? semoga
lagu ini menjadi pemberi semangat terhadap jutaan pencinta musik
indonesia. Bertahan hidup dan tetap tabah sampai akhir zaman.

Syair lagu Jaman Wis Akhir - Album ke 2 "Sithik Eding" - Genk Kobra

jaman wis akhir, jaman wis akhir, bumine goyang.
Jaman Wis Akhir, jaman wis akhir, bumine goyang.
Akale Njungkir, Akale Njungkir, pikirane Nglambrang

Wolak Walike Jaman saiki
banyak orang gila, dianggap kyai.
Semakin Gila, semakin menjadi
bertambah mini, katanya seni

Memang Aneh, Ulah manusia
Banyak jalan terang, pilih jalan sunyi
Dunia nyata, malah nggak perduli.
malah mikirin, dunia memedi.

jaman wis akhir, jaman wis akhir, bumine goyang.
Jaman Wis Akhir, jaman wis akhir, bumine goyang.
Rasah dipikir, rasah dipikir, seng penting goyang.


Sony Set.
a.n Genk Kobra band.
0818 936 046

Tuesday, May 16, 2006

Ulo Kobra momong seni tradisi

YOGYAKARTA, Akhir tahun 2005 di penghujung bulan desember yang gerimis, bertempat di GOR Among rogo Yogyakarta dilakukan perhelatan akbar pentas "fabelist" (maksude kumpulan kewan). Genk Kobra dengan ular cino (liong) plus singa (barongsay), Tari reog (buto, kera, macan dst) tari kuntulan, jatilan, semua bergabung dalam pentas akhir tahun. Perjamuan terakhir "last supper 2005" merupakan bagian kegiatan among seni tradisi dalam kerja sentra pemberdayaan pemuda bersama Balai pengembangan pemuda dan Olahraga (BPPO) serta komunitas Gen.K dan aktivist kepemudaan lainya di Yogyakarta. Penontonya termasuk para pengrajin tahu yang selama ini menggemari musik Genk Kobra selama bergelut dengan para pegiat di komunitas GEN.K.

Gen.K adalah "dalang" bagi sebuah jejaring lintas batas yang terus menerus concern memproduksi gerakan budaya tanding melalu kesenian, community development, creative minority, penguatan indegenous knowledge serta spirituality. Kesemuanya didorong dengan semangat "the uncommon visions" yang dengan langkah "kegilaan" mau mencoba dan "bertajarrub" ke wilayah "mbuh ra-weruh" sekalipun.

Gen.K bersama BPPO mencoba merangkul para pandemen seni tradisi serta mendorong kerja organisasi seni tradisi berpentas sambil jualan"tahu kentucky, sabun sastra wangi sampai pasta gigi akherat atau apapun yang nampak "ngak nggenah" .

"Ini memang kegiatan nyelelek" kata kawan kawan panitia. Yang jelas penonton ketagihan saat melihat ulo kobra kok mentas karo barongsay, jatilan, kuntulan dan reog. Vokalist Genk Kobra pancen wong "ngedan" sebab lima hari sebelumnya Bersama Komunitas Gen.K malah mengadakan "Art-ward bound" dengan siswa SMP dan karyawan PT Pilar Media.

Gen. K seperti para keswara (pejalan langit) pemanggul bumi mengurus kehidupan itu sendiri dengan semburat kabur langit yang tak jelas. harap maklum jika melahirkan musik Genk Kobra yang juga "nggak jelas" aliran musiknya. walhasil segeralah tiwikrama anak cucu ibrahim ! "ndlosor" seperti ular meliuk dalam lipatan lipatan kemungkinan yang manapun. wis iki sik ngelindurku..... wuuuus

Ponorogo, 16 mei 2006
Malam kelu tetirah ke masa lampau
kampung gontor yang udik dan sahaja

Wednesday, May 10, 2006


Kobrawan dan Kobrawati, baru-baru ini Genk Kobra di undang ke salah satu kafe di wilayah negara ontran-ontran, untuk menghibur pejabat di daerah sana. Selama pertunjukan, Mas Je, pentolan vokalis grup musik non Ular ini, sering was-was. Karena sebagian besar penonton yang hadir adalah kaum separatis, gerilyawan sayap kiri yang setiap saat bisa mengamuk dan ngawur se edan-edanne. Beruntung Genk Kobra bisa menyuguhkan lagu-lagu dahsyat seperti jaman wis Akhir dan lain-lain. Akhirul kata, sangibul hikayat ini di tutup saja. Hehe...salam Holayate.