Friday, April 17, 2009

GENK KOBRA “MERAJUT NUSANTARA” ( IMPIAN yang menjadi HARAPAN )

Holayate……!

Ya Allah…. Bukakanlah bagi kami Pintu-pintu Rahmat Mu

Ada pepatah yang mengatakan “ Seringkali manusia memusuhi apa yang tidak ia ketahui” dalam pengertian lain bahwa seseorang akan menjadi musuh dari apa yang tidak dia mengerti.

Berangkat dari ungkapan tersebut, komunitas Genk Kobra bersama Javaholic Forum tumbuh dalam ketidak tahuannya terhadap seni budaya, adat istiadat dan tradisi masyarakat, ekonomi, politik, wawasan kebangsaan, dan banyak hal lainnya.
Di sisi lain kehadiran Genk Kobra tidak sedikit menimbulkan bahan pertanyaan sedulur2 dan rekan2 yang melihat secara sekilas. Sebenarnya Genk Kobra itu termasuk jenis makhluk apa ? kelompok apa ? Gerakan apa ? mau apa ? Tujuannya apa ? dst..dst..

Pada dasarnya Genk Kobra hanyalah sebuah imajinasi atau lebih tepat disebut sebagai impian yang berubah menjadi sebuah harapan. Harapan yang kemudian dinamai menjadi Genk Kobra alias Jama’ah Kubro ( Persekutuan Raya ) meminjam istilah sedulur kami dari tlatah Muria.

Belajar dari ketidak-tahuan, komunitas Genk Kobra terus mengeksplorasi nilai nilai kearifan lokal yang tertanam di setiap kelompok masyarakat di republik ini agar tidak memusuhi dan tidak dimusuhi karena ketidak tahuan.
Dengan sendirinya pepatah tak kenal maka tak sayang ( kalau kenal maka sayang ),
bergulir dalam internal komunitas terhadap nilai2 tersebut.

Proses belajar dan mempelajari local wisdom ( meminjam istilah para pakar ) menjadi rutinitas yang bergulir dan mengalir di keseharian komunitas ini.
Ibarat air yang selalu mengalir dalam arus sungai yang ada tanpa pernah tahu akan melewati apa ? akan menghadapi apa ? akan berhenti di bendungan mana ? akan terpecah dan masuk kedalam irigasi yang mana ? atau harus melewati selokan sekalipun.
Tapi dalam proses perjalanannya yang normal, air akan selalu menawarkan kebutuhan utk menyuburkan lahan, dan menumbuhkan tanaman. Air selalu menjadi sarana bagi kehidupan. Meskipun disisi lain air seringkali dipaksa menerima limbah, sampah dsb. Namun jika airnya terus mengalir, maka ia dengan sendirinya akan mampu membersihkan dirinya dari bau busuk limbah / kotoran, dan menghantarkan kotoran yang terbawa ke tempat yang semestinya.

Suatu hal yang pasti bahwa air didalam sungai akan selalu mengalir menuju ke muara, tempat pertemuan dengan samudra yang luas, tempat pertemuan yang akan menerimanya dan membaurkannya dengan air yang lain.

Maka Genk Kobra juga hanya mengerti bahwa komunitas harus terus mengalir walau tidak pernah tahu lewat mana ? akan menghadapi apa ? dst…dst….
Genk Kobra selalu berusaha utk mengalir agar dirinya bisa bersih dan bisa membersihkan. Genk Kobra harus mengalir agar mampu menjadi sarana bagi tumbuh kembangnya harapan, kreativitas bagi semua individu maupun kelompok masyarakat ( tanpa perduli suku, agama, ideology, maupun orientasi politiknya ).
Genk Kobra juga hanya mengetahui satu hal, bahwa komunitas ini akan menuju tempat pertemuan yg sangat luas, tempat pertemuan yang tidak berbatas. Entah kapan dan entah dimana.

Proses ini ( berjalan seiring ungkapan tak kenal maka tak sayang ) telah melahirkan suatu harapan bersama.
Harapan terhadap munculnya koalisi rakyat alias persekutuan raya guna merajut kembali Nusantara dengan nilai2 kearifan lokal melalui jalur seni dan budaya dalam artian positif dan luas.

Beberapa rekan dan sedulur mempertanyakan apakah itu mungkin?? mengingat banyaknya suku dan perbedaanya ? Apakah mungkin dengan nilai2 kearifan lokal…? apakah mungkin lewat jalur seni dan budaya ? apakah mungkin Genk Kobra akan berhasil ?

Budaya atau nilai-nilai luhur yang bagaimana?
Mari kita mulai dari hal-hal yang simpel aja…
Budaya komunikasi & Silaturahmi (budaya dasar dari sebuah mahluk bernama manusia).
Dengan Komunikasi dan Silaturahmi, kita jadi tahu dan mengerti apa yang diinginkan oleh satu dan lainnya.
Dialog, Diskusi, Musyawarah, atau apapun bentuknya, Hasilnya tidak harus disatukan,

“Satu bukan berarti Sama”
“Mengalah bukan berarti Kalah”

Sekti tanpo Aji-aji, Sugih tanpo Bondho, Nglurug tanpo Bolo untuk mencapai “Menang tanpo ngasorake”.
Disini bukan berarti : Aji-aji, Bondho & Bolo itu tidak penting, tapi Menang dengan tidak menjatuhkan, menghancurkan atau melukai orang lain. Itulah intinya.
Dengan kata lain, Kemenangan itu bisa diraih dengan mudah, asal kita mau dan rela merangkul semua untuk menjadi kawan. yang akhirnya akan membuat sebuah kemenangan besar, karena semua Menang.

Budaya, Keyakinan, Bahasa, Warna, dll, tidak harus sama.
yang harus disamakan adalah sikap keihklasan berbagi ruang.

Koalisi justru membutuhkan perbedaan.
Persekutuan hanya membutuhkan keihklasan untuk mau bebagi ruang, menghargai perbedaan, keikhlasan utk mau bergotong royong.
Nilai kearifan lokal alias local wisdom adalah identitas yang telah given dalam genetika bangsa ini. Kearifan lokal ini adalah modal dasar komunitas Genk Kobra dalam perjalanan kesehariannya.
Jalur seni dan budaya adalah pilihan karena sejarah telah mencatat bahwa jalur politik ( baca partai politik ) telah banyak memecah belah bangsa, keyakinan juga telah banyak menimbulkan konflik tajam alias perpecahan.
Orientasi harapan Genk Kobra lebih pada proses dan barokah, bukan pada hasil. Sebab wilayah hasil adalah hak veto milik Sang Maha Pencipta.
Sebab kami yakin dengan berjama’ah akan mendatangkan barokah.


Harapan komunitas Genk Kobra “Merajut Nusantara” dengan nilai2 kearifan lokal, agar kelak bisa mewariskannya kepada generasi bangsa selanjutnya.
Bukankah kita semua telah memetik hasil dari apa yang telah ditanam para pendahulu bangsa ini dengan penuh perjuangan, pengorbanan….?????

Ya Allah… Tunjukkanlah kepada kami, Jalan yang Engkau Ridloi

Holayate…….!

sebagaimana ditulis adipati Genk Kobra di facebook komunitas genk kobra


Kembang Lambe.mp3 - Genk Kobra

Tuesday, April 14, 2009

Perempuan.. oh… PER-EMPU-AN ( Lamunan kosong menyongsong hari Kartini

Holayate…..!

Margareth Tatcher ( maaf kalau salah eja ) mantan perdana menteri Inggris yg dijuluki perempuan si tangan besi pernah membuat statemen pada masa kampanyenya “ Jika anda punya sesuatu untuk dikerjakan serahkan pada kaum perempuan, tapi jika anda punya sesuatu utuk didiskusikan serahkanlah pada kaum pria”.
Kalimat ini menjadi sangat terkenal dan menjadi kunci kesuksesan kampanyenya memenangkan kursi perdana menteri Inggris pada waktu itu.

Guru saya pernah berkata dalam budaya interaksi social masyarakat jawa ada ungkapan bahwa perempuan adalah “kanca wingking” / teman dibelakang.
Dilain pihak RA.Kartini seorang perempuan jawa mencetuskan gerakan emansipasi wanita ( perempuan ) yang banyak diterjemahkan belakangan ini sebagai gerakan kesetaraan gender.
( maaf saya tidak pernah membaca sejarah Kartini berprofesi sebagai anggota DPR, Sekretaris, Direktur perusahaan atau sebagai Model, Dancer maupun SPG apalagi jadi seorang Menteri dan Presiden)

Masyarakat kita sdh cukup lama dihadapkan pada perdebatan peranan perempuan di jaman kekinian.
Ranah politik termasuk menjadi ajang hiruk pikuk persoalan peranan perempuan.
Kuota 30% kursi legislatif bagi perempuan sempat menjadi hingar bingar perbincangan politik di republik ini.

Oh….. Perempuan…..ada apa denganmu…?

Saya pernah bertanya kepada teman yang ibunya notabene adalah seorang ibu rumah tangga yang setia mengurus keluarga dgn cinta dan ketulusan, setelah anda mandiri dan jauh dari ibumu, apa yang paling anda rindukan dari ibumu ?” spontan temanku menjawab masakan ibu saya ! belum ada yg lebih enak dari masakan ibu yg saya rasakan seumur hidup saya sampai sekarang, juga cerita teladan / dongeng sering diceritakan ibu menjelang tidur.

Saya juga pernah bertanya pada seorang teman yang ibunya adalah wanita karir dan aktivis yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan dan organisasi kemasyarakatan diluar rumahnya.
“Apa yang kamu rindukan dan paling berkesan dari ibumu ? dia terdiam sejenak lalu menjawab “ saya rindu saat2 ibu saya lagi libur dan tidak kecapekan dan bisa ngobrol, soalnya kalo ibu kecapekan sering emosi dirumah, jadi kami anaknya selalu salah dan sering dimarahi “
( hmm….ngobrol dgn ibu ternyata sdh menjadi sesuatu yg sangat mahal )

Saya teringat nasehat almarhum Bapak saya : nak..! jangan pernah mengecewakan ibumu..! sayangi dan hormati ibumu 3x lebih dari menghormati dan menyayangi saya selaku bapakmu. Karena itu adalah ajaran agama kita Islam, dan itu juga nasehat nabi kita Muhammad SAW kepada ummatnya.

Ibu adalah kaum perempuan, yg konon asal katanya adalah “EMPU” ( gelar / sebutan bagi orang yg mumpuni, sakti, digdaya orang yang sangat dihormati dan disegani sebagaimana empu Tantular, empu Gandring dll ).
Sebagaimana kata “empat” menjadi per-empat-an, maka perempuan adalah tempat untuk mencari ke-EMPU-an.

Jika ingin menjadi orang yang mumpuni, digdaya, disegani dan dihormati, maka berbaktilah pada ibu, maka kamu akan mendapatkannya, sebab ibumu memiliki semuanya.
Hormati dan lindungi kaum perempuan, jangan pernah mempermainkan hati dan perasaan mereka karena mereka adalah kaum ibu juga yang memiliki nilai2 ke-EMPU-an.

Guru saya pernah mengajarkan “ Ibu adalah “Madrasah Kubro” atau Multiversitas alias sekolah yang agung. Sebab ibu adalah orang pertama mendidik dan mengajari kita sejak dari dalam kandungan tanpa hentinya, tanpa liburan.
Jika suatu bangsa akan hancur, maka akan dimulai dari kehancuran nilai2 dan moril kaum perempuan ( baca ibu ). Sebaliknya jika begitu.
Maka maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh seberapa teguh kaum perempuannya berpegang pada nilai2 ke per-empu-anannya.

Masyarakat jawa melindungi sang EMPU dengan memberikan mereka wilayah dalam benteng pertahanan atau markas besar kehidupan yg paling aman dari kemungkinan terkontaminasi oleh nilai2 yang kurang baik. dan memberi julukan sebagai “KANCA WINGKING”. Dalam pengertian lain (… wahai kehidupan yg keras dan licik …!! silahkan berhadapan dgn saya …!!! kata kaum pria di garis depan )

Seyogyanya kaum perempuan sangat berbahagia menempati markas besar, laksana seorang panglima atau jenderal, berbahagia menempati istana kehidupan laksana ratu atau permaisuri.
Bahwa benteng pertahanan kehidupan yang paling vital ( baca rumah tangga ) dipasrahkan kepada kaum perempuan, ini bukanlah hal sepele apalagi menyepelekan.
Dan kaum pria menempati garis depan kehidupan dengan bekerja memeras keringat, bermandikan hujan dan panas, menyusuri debu dan polusi kehidupan yang kotor.
( Sudah dicontohkan lebah pada manusia)
Ada hal yang harus di ingat, bahwa tidak pernah ada garis depan tanpa garis belakang. Bahwa garis depan dan belakang memiliki arti kesetaraan yang sama pentingnya dengan fungsi dan peranan yang berbeda.

Jika sebegitu besar peranan perempuan dalam pembangunan kehidupan bangsa ini, masihkah kaum perempuan ngotot utk menggantikan peranan dan fungsi kaum pria ?
Lantas memasrahkan generasi penerus untuk diasuh orang lain, disusui oleh sapi, disusui oleh beruang, disusui oleh kambing ???? dgn alasan emansipasi kah? Kesetaraan gender kah? Dgn alasan memenuhi kuota kursi legislatifkah ?
( Mgkn sifat2 sapi,kambing dan beruang telah banyak diwariskan kepada generasi bangsa ini melalui susunya )

Guru saya menafsirkan emansipasi yang dicetuskan Kartini adalah pencerdasan kaum perempuan. Sebagai Multiversitas alias Madarasah Kubro yang mendidik setiap anak bangsa, maka mereka harus smart, wise, welas asih, santun, penuh cinta dan kasih sayang, tanpa harus melepas fitrah, tugas dan tanggung jawabnya dalam benteng kehidupan ( baca rumah tangga ).
Karakter perempuan berikut fungsi dan peranan plus tanggungjawabnya tidak akan pernah bisa digantikan kaum pria.
Tapi juga harus diingat bahwa karakter pria, fungsi, peranan dan tanggung jawabnya juga tidak perlu digantikan perempuan, karena ke-EMPU-an mereka.
Nabi Muhammad SAW telah menempatkan penghormatan pada kaum perempuan 3x lebih utama dari kaum pria.
( Kalau ajaran yg mulia ini dijadikan acuan maka kesetaraan gender yg ingin dicapai akan membuat perempuan harus rela turun derajat kemulyaannya 3x agar sama dengan pria ….@.....#$%???!^*??!! )

Ibadah, wirid dan dzikir perempuan adalah ketulusan mengasuh mendidik anak dan melayani suaminya. Sikapnya kepada anak2nya adalah wirid, dandanannya adalah zdikir, senyumnya adalah ibadah, masakannya adalah butir2 kebaikan.
Kepintaran anak, kesuksesan seorang pria atau suami tidak bisa dipungkiri adalah karena kehebatan seorang perempuan sebagai ibu, atau sebagai istri.
Karena dalam sejarah seorang EMPU hidupnya hanya berkarya, menciptakan kebaikan.
( Sebaliknya belum pernah saya dengar EMPU terlibat gossip, debat kusir, berebut kursi ….dst ).
Per-EMPU-an dalam kehidupan adalah subject / pelaku bukan object, bukan komoditi yang bisa dieksplotasi dengan alasan ekonomi, social budaya, seni fotografi, branding.

Tidak keliru jika Margareth thacher menantang dunia “ jika punya sesuatu utk di kerjakan serahkan pada kaum perempuan “. Karena dari mereka telah banyak lahir putera terbaik kehidupan, mereka telah banyak melahirkan pemimpin dunia, pemeimpin bangsa, mereka telah banyak membentuk ilmuwan, teknokrat, budayawan, seniman, dan mereka telah banyak merubah kaum pria menjadi suami yang baik, bahkan mungkin menjadi pacar yang baik jika mereka belum menikah.

Terlepas dari berbagai tafsir tentang emansipasi yg di peringati pada hari Kartini, saya mendoakan “ semoga berbahagialah para ibu….berbahagialah wahai para perempuan….sebagai “kanca wingking” yang terhormat dan mulia…..!!

Selamat hari Kartini…..!!

Salam

( mohon maaf jika ada yg tidak berkenan, karena ini hanya lamunan kosong )


Note :

“Wahai kaum pria mari berbakti dan hormat pada ibu, juga hormat, melindungi dan menjaga kaumnya….. ….!!”
Dan karena kita adalah pria maka mari kita berwacana / berdiskusi karena itulah keahlian kita menurut Margareth thacher…….. Seperti slogan Genk Kobra 1% music, 99% wacana…… hahaha…..

posted by :


Genk Kobra "Group" on facebook

Genk Kobra interaktif on facebook

Genk Kobra's page on facebook



Wednesday, April 01, 2009

Milih Siji, Opo Milih Kabeh?



“Ya Ya Po” Oleh-Oleh

Ya Ya Po… Ya Ya Pa… Konco... Ingsun..
Adipatine Genk Kobra
Ya Ya Po… Ya Ya Pa.. Konco… Ingsun
Bingung arep milih opo
Ya Ya Po… Ya Ya Pa… Konco… Kabeh
Aku mbiyen rak wis kondho
Ya Ya Po… Ya Ya Pa… Konco… iki
Donyane tambah ra cetho

Jamane tambah aneh
Gambare tambah akeh
Milih siji opo milih kabeh

Sing gedhe soyo dumeh
Sing cilik tambah Nyeleneh
Paling enak golek oleh-oleh

Kelire reno-reno
Ono sing ora cetho
Ora seneng ora opo-opo

Gayane Beda-beda
Ojo kliru ndak gelo
Asal manteb, atine wis lego

Reff.
Jarene urip jaman saiki
Wong pinter malah podho ngapusi
Jare emas jebule wesi
Ra sah digagas. Timbang dadine loro ati

Jarene urip jaman saiki
Wong pinter malah podho ngapusi
Jare emas jebule wesi
Ra sah digagas. Timbang dadine loro ati


Terjemahan dlm Bahasa Indonesia

Ya Ya Po... Ya ya Pa... saya ini adipati Genk Kobra
Ya Ya Po... Ya ya Pa... saya bingung mau milih apa
Ya Ya Po... Ya ya Pa... dulu kan saya udah bilang
Ya Ya Po... Ya ya Pa... segalanya di Dunia jadi tambah tidak jelas juntrungnya

Jamannya tambah aneh
Gambarnya jadi tambah banyak
Milih satu, apa milih semua

Yang Besar, semakin seenaknya
Yang Kecil, semakin aneh-aneh aja
Paling enak, ya nyari enaknya aja buat kita (dapat dari mana-mana)

Warnanya semakin beraneka ragam
Ada yang tidak begitu jelas
Anda Tidak suka, juga tidak apa-apa

Gayanya berbeda-beda
Jangan sampai keliru memilih, agar gak menyesal nantinya
Tapi, Asal sudah Mantab di hati. lega resanya

Kata orang, Hidup di jaman sekarang
Manusia tambah pintar, malah jadi suka minteri dan menipu
Katanya Emas.... ternyata Besi

Gak usah difikirin aja... daripada sakit hati


Genk Kobra
Solo, Agustus 2003