Friday, October 10, 2014

KARTOSURO >< SUROKARTO (trial)

 

Hampir 4 tahun Album ini kita upayakan untuk menyelesaikannya dengan segala perjalanan yang harus kita lalui bersama, dan Alhamdulillah pada akhir tahun ini segera kita luncurkan dan disusul dengan Album "Cekak Aos" Genk Kobra 2014

Tuesday, August 19, 2014

Limang Tahun Tirakat @ Ultah Hari Deklarasi NKRI ke 69

Bagaimana jika kita katakan saja bahwa 17 agustus adalah Hari Deklarasi NKRI?
Jadi bukan merdeka dari penjajahan.



Ngalamun @Bunker Liputan Massal Genk Kobra


Saturday, April 12, 2014

Bismillah - Milah Milih Malih (easy)





1936 Saka – 2014 M  Indonesia Nusantaraku
Langit cerah terlihat waktu sore hari ketika saya sedang menyiapkan alat-alat pancing di depan rumah kontrakan saya di tengah kebun mlinjo di banguntapan, eeee muncul teman saya dengan sepeda motor Jadul kebanggaannya.

“Mau mancing mas?” sapa teman saya sambil menstandarkan sepeda motor jadul kesayangannya itu.

“Iya om, mumpung langite padhang” jawab saya.

“Ada apa om?, kok kadingaren nongol sore-sore, biasane jam 12 bengi lagi njedhul je” tanyaku sambil mengambil ember kecil dan tas pancing yang sudah siap grak untuk beraksi.

“he he he mau nanya soal desain mas” jawabnya

“kalau begitu kita ngobrol sambil mancing aja om” kata saya, yang langsung dijawab “Okey”

Akhirnya kita berdua berboncengan naik motor jadul menuju target area pancing favorit, yaitu  sepanjang  Kalikuning didekat candi Sambisari.

Dalam perjalanan ke kalikuning, teman saya bercerita bahwa dia sedang bingung memilih kata yang tepat untuk desain buku yang sedang dibuatnya dan harus segera terbit tahun ini juga. Dia ingin menggunakan sengkalan tahun yang pernah saya buat, tapi dia bingung memilih antara Semut Geni Manjing Nata (1936) dan Caturanku Ora Mbolak-Mbalik (2014 M).

Sesampainya di lokasi, kita menuju ke tempat favorit saya, sebidang tanah kecil yang menjorok ke tengah sungai dan ada pohon bambunya sangat lebat. Lalu sambil memancing saya tanya ke teman saya  tentang apa yang dibingungkan dengan 2 sengkalan itu? Toh keduanya sama sama menunjukkan tahun ini juga.

Dia menanyakan : “ pantes yang mana ya mas?”.

Sambil tersenyum saya mencoba menerangkan kepadanya bahwa memang sangat sukar memilih diantara 2 hal yang baik. Akan lebih gampang dan enak jika kita dihadapkan pada pilihan antara 2 hal yang satu baik dan satunya lagi kurang baik. Apalagi antara baik dan buruk atau benar dan salah, meskipun kebenaran dan kesalahan itu sangat relative.

“Semua tergantung njenengan mas.. kalau suka yang populis, maksudnya banyak dikenal orang atau yang jamak dipakai masyarakat umum ya pakai yang tahun masehi 2014 M (Caturanku Ora Mbolak-mbalik), tapi kalau suka yang agak kuno tapi berbau sejarah budaya kita sendiri, ya pakai yang tahun 1936 Saka (Semut Geni Manjing Nata) toh keduanya sama sama menunjukkan angka tahun sekarang. Ditulis dua-duanya juga nggak ada salahnya”. Sambung saya, meneruskan  keterangan tentang memilih angka tahun untuk desain buku teman saya. 

“Easy kan…? He he he” kata saya.

“eee iya yaaa kalau dirasa-rasa gampang yoo… tapi kalau dipikar-pikir malah angel....  Wah kalau begitu, dua-duanya saja akan saya pakai mas. Untuk cover depan dan belakang, atau bisa saya tempatkan di cover depan semuanya. Malah nggaya to mas.. Ya populis tapi yo tidak meninggalkan kebudayaan sendiri”. Sahut teman saya dengan wajah sumringah.
“lha ya gitu aja bagus to om.. gitu aja kok repoot” kata saya sambil menirukan gaya Gus Dur.

“Jika kita milih salah satu atau kita kebetulan dihadapkan pada suatu pilihan apapun, itu artinya kita  harus punya alasan dan harus siap dengan konsekuensinya”. kata saya.

Sesekali mata saya tertuju ke kambangan pancing saya yang dari tadi belum bergerak-gerak, sayapun meneruskan jawaban saya : “ ini sebagai wacana pertimbangan njenengan om, dalam Sengkalan 1936 Saka itu dimulai dengan angka 6, yang diwakili dengan kata Semut, bisa saja dimaknai dengan masalah Semut yang berkaki 6. Kita ini bisa belajar banyak dari kehidupan hewan di sekitar kita. Semut itu makhluk yang punya tatanan sosial dan persaudaraan yang bagus, apalagi jika ini semut geni,berarti semut yang punya kekuatan lebih dari semut yang lain. Berarti meskipun kecil, tapi punya wibowo”.

“Sengkalan 2014 M, berarti diawali dengan angka 4, yang diwakili dengan kata catur/omongan, Caturanku Ora Mbolak-Mbalik bisa saja dimaknai dengan masalah Tutur Kata atau lebih luas lagi tentang perilaku. Manusia itu dalam kehidupan social, jika tutur katanya bagus, santun & murah senyum, tidak mbolak-mbalik, biasanya dia itu orang yang baik dan akan dicap oleh masyarakat sebagai orang yang baik. Berarti dia akan selamat dan sejahtera. Dalam bahasa jawa disebut widodo”. Sambung saya.

Teman saya menyela “ walaah kok kayak bicara filsafat kehidupan to mas. Lha ini bicaranya malah nyrempet-nyrempet pemilu, He he he”.
“Ini lho… saya juga ikut berpartisipasi mas” sambung teman saya sambil menunjukkan jari kelingkingnya yang ujungnya membiru kena tinta.

Saya hanya tersenyum sambil menunjukkan jempol saya yang juga membiru, dan tiba-tiba kambangan saya bergerak-gerak, dengan cepat saya angkat joran pancing saya dan “uhuiiii entuuuk” sambil terus memutar kerekan pancing saya. Begitu saya angkat, eeeh saya mendapat ikan nila kecil sekitar dua jari besarnya. 

“Lumayaan” seru teman saya sambil senyam senyum (rada ngece ketoke).

“Ayo diteruske mas critane sing nyrempet-nyrempet tadi…” pinta teman saya.

“Crito sing endi?” jawab saya sambil  pura-pura mbodhoni (asline saya bingung, tak teruske crito opo ora yo? Apa harus saya alihkan pembicaraan ke masalah lainnya saja yaaaa…).

Setelah saya pasang umpan lagi dan melemparnya agak ke tengah sungai, akhirnya saya meneruskan obrolan dengan teman saya. “Saya ini cuman suka dolanan kata kok om,  bagi saya, segala sesuatu itu bisa ditafsirkan dari segala sudut, namun alangkah baiknya jika ditiap sudut itu dilandasi dengan Khusnu Dlonn. Jangan sampai kita malah kayak orang yang bingung dan tergesa-gesa, Kesusu/kemrungsung di perempatan jalan” sambung saya.

“Maksudnya gimana mas?” tanya teman saya.

Lalu saya terangkan masalah kemrungsung di perempatan jalan, kalimat-kalimat yang sering kita dengar ada 3 kalimat :
  1. Kebacut Abang, karena kita gak cepet cepet
  2. Mumpung Kuning, lalu kita tergesa-gesa tancap gas
  3. Selak Ijo, ini biasanya kalau kita nyetir sambil telpon atau ungkapan para pengamen dan pengemis jalanan.
“ha ha ha ha sampeyan ki malah guyon” kata teman saya sambil mesam mesem.

Saya lanjutkan  omongan saya sambil tersenyum “ Dengan selalu Khusnu Dlonn maka kita tidak akan mudah mencela, bahkan menjelek-jelekkan orang lain, terutama para pemimpin kita atau bahkan para calon pemimpin kita nanti”.

“Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang suka mengejek orang lain, apalagi yang diejek pemimpin bangsa kita sendiri. bayangkan kalau dilihat tetangga-tetangga, kemudian mereka ikutan ngejek. Sakit hati juga kan kita?” tanya saya.

“Faktanya adalah para pemimpin dan para calon pemimpin bangsa kita ini seperti Pak Karno, Pak Syafruddin, Pak Asaat, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Pak Susilo, Pak Prabowo, Pak Wiranto, Pak Abu Rizal, Pak Joko Wi, Pak Surya Paloh, Pak Mahfud, Bang Rhoma, Pak Dahlan, Pak Gita Wiryawan, Pak Anies dan lain-lainnya masih lebih dikenal dan masih lebih banyak yang mencintai dan mendukung mereka daripada kita-kita ini. Apa pantes kita mengklaim diri kita lebih baik dari mereka?”. Sambung saya.

“Iya ya mas, jumlah teman-teman saya kalau dihitung hitung dari SD sampai Kuliah paling banyak cuman 400 orang, itu saja sudah banyak yang lupa, barangkali juga tidak suka sama saya he he he he” kata teman saya karo ngguya-ngguyu dhewe.

Kembali saya bercerita kepada teman saya tentang sejarah Indonesia. “Dengan membacanya didasari Khusnu Dlonn, maka semua akan menjadi Do’a yang baik di kemudian hari. Namun jika selalu saja kita ini ber Su’u Dlonn, maka akan jadi harapan yang tidak baik nantinya”.

Berkaitan dengan hal sengkalan, Jika kita memandang 2 sengkalan Semut Geni Manjing Nata (6391) dan Caturanku Ora Mbolak Mbalik  (4102) dari sudut pandang dinamika politik sekarang, maka pilihan kita kan hanya masalah Widodo & Wibowo entah siapapun figurnya nanti. Toh Negara Indonesia ini sudah pernah mengalami Negara yang Wibowo dan pernah juga menjadi Negara yang Widodo. Sekali lagi, semua pilihan ada konsekuensinya.

Wibowo - ( berwibawa / disegani) : Jaman Presiden Soekarno Negara kita ini disegani oleh negara-negara di seluruh dunia. Presiden kita sangat dihormati di kancah internasional. Karena punya bargaining yang kuat di berbagai bidang. Dan didalam negeri sendiri, pemimpinnya sangat dicintai oleh rakyatnya karena sangat berfihak kepada rakyat dan mendorong rakyatnya untuk mandiri, belajar dulu hingga mampu mengelola sumber daya alamnya sendiri tanpa campur tangan orang luar. Maka modal asing tidak boleh masuk sebelum rakyat ini pinter. 

Konsekuensinya adalah : Orang=orang asing yang punya kepentingan tertentu dan tidak bisa mencapai tujuannya akan berusaha dengan segala cara, bahkan dengan cara agresi militer, embargo dll. 

Kewibawaan Republik Indonesia itu dipertahankan dengan segala cara oleh Presiden Soekarno dengan memberikan mandat kepada Presiden Syafruddin Prawiranegara (ketika PDRI karena terjadi agresi militer Th 1948) dan oleh Presiden Mr. Asaat (pada waktu RIS, Presiden Soekarno menjabat Presiden RIS &  Presiden Asaat menjabat presiden RI Th 1949).

Widodo – (Selamat, Sejahtera, aman). : Jaman Presiden Soeharto, Negara kita mengalami pembangunan yang pesat, makmur, aman sejahtera, mampu swasembada pangan dan lain-lain. Sangat wajar jika beliau disebut bapak pembangunan Indonesia. Bahkan Presiden kita juga mendapat julukan The Smiling General Karena murah senyum, dan harus diakui bahwa pada jaman itu relative aman dan sejahtera, murah sandang murah pangan. Sampai sekarangpun kita masih mendengar para petani terutamanya masih sangat ingat dengan Pak Harto. 

Konsekuensinya : Karena Kita banyak membuka peluang Investasi modal  asing masuk ke  Indonesia, maka kita banyak disetir oleh orang asing di berbagai bidang dan kurang disegani oleh Negara lain. Maka ekonomi Negara kita sangat mudah diombang-ambingkan oleh orang asing dari negeri lain ketika kepentingan mereka mulai terganggu.

Lalu bangsa kita ini sadar akan kekurangan-kekurangan dari masa lalu, muncullah reformasi yang melahirkan pemimpin-pemimpin yang berusaha menata ulang pondasi bernegara kita, yang tidak hanya ber-widodo tapi harus juga ber-wibowo. Kita semuapun sangat menginginkan begitu.

15 tahun lebih dibutuhkan untuk menata pondasi-pondasi itu agar kuat dibangun diatasnya sebuah Negara yang Makmur dan Berwibawa (Kartosuro). Dimulai oleh Presiden BJ Habibie, Presiden Gus Dur, Presiden Megawati dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maka sampailah kita di “Suryo Katon Ing Gapuro Projo” itu cuman istilah Genk Kobra lho om he he he.

“ah ada-ada saja mas… mumet saya yen kon mikir masalah itu. Terus besuk itu milih siapa mas?” tanya teman saya sambil melirik.

“ yo jelas kayak lagu Pari GoGo to… “ jawab saya sambil nyanyi

Milih nganggo ati, yen kowe ra ngerti, ndak ngisin isini

Yuk dipikir dhisik, nganggo ati resik, ben hasile apik.

Ojo podho nekat, kancane sak brayat, mesthine sepakat.

Ojo sok tukaran, rumongso menangan, ngrusakke tatanan.

“ wis ah…, yuk… wis surup, kita pulang aja om”  kata saya mengingatkan teman saya.

“Ayo mas.. nanti malem kita teruskan ngobrol di warung sebelah mas, tak traktir pokoke…. Saya nanti makan milih nganggo ati, koyok sampeyan” kata teman saya.

“siiip aku tak nganggo cucuk wae” jawab saya.

“Weeeladalah kok malih meneh, pakai lauk kepala maksude yang ada cucuknya?” timpal teman saya.

“Maksudkuuu…. mumpung ditraktir aku tak nyucukke sing jajan kuwi lhooo” jawabku sambil tersenyum.

“Ooooooalaaah Okeee” sahut teman saya. “lha ikan kecil yang didapat tadi ya dibawa pulang mas?” tanyanya lagi.

“Ya iya dong… itu kan rezeki, Ikan nila dari Kalikuning ini meski hanya sebesar dua jari tapi itu pemberian sing mbaurekso kali jeee” sahutku sambil tertawa.

Kamipun berboncengan pulang, di perempatan Blok O kami berpapasan dengan Om Dodo dan Om Bowo berboncengan motor sambil bawa pancing. Kelihatannya habis mancing juga. Sayapun ber salaaman karena pas berhenti di lampu Merah dan kebetulan berdampingan dengan motor kita.

“Monggo ooom” seru saya.

“Yo leeee..” jawab mereka serempak

Bismillah Milah Milih Malih (gampang to)

Adpt Genk Kobra mulih mancing karo kancane.
Malih dalam bahasa Jawa ngoko berarti "Berubah/berganti".  
Malih dalam bahasa Jawa Krama berarti "Lagi"

Wednesday, April 09, 2014

Bismillah INDONESIA 1936 Saka (2014 M)

Semut Geni Manjing Nata - Caturanku Ora Mbolak Mbalik

Malam tahun baru 2014 ketika seorang teman menanyakan kepada saya, "apa sengkalan untuk tahun baru ini mas?", Waduuuuh... saya bingung menjawabnya karena saya hanya terbiasa membuat sengkalan untuk menandai tahun -tahun keluarnya album-album Genk Kobra.
seperti :
  • Album 1 Ngayojokarto - tahun 2002 M / 1924 Saka "Ketok Mata Gedhe Dhewe" artinya : Jelas terlihat paling besar.
  • Album 2 Sithik Edhing - tahun 2005 M / 1927 Saka " Resi Kembar Hanggatra Bumi" artinya Dua Resi menata bumi
  • Album 3 Kembang Lambe - tahun 2007 M / 1929 Saka " Gangsa Kapindho Kusumaning Jagad" artinya : Gamelan kedu, bunganya dunia
  • Album 4 Untuk Novel Kembang Seruni 2009 M / 1931 Saka " Sejatine Padhang Sumuring Ati" artinya : Sejatinya terang sumurnya hati
  • Album 5 Kartosuro - tahun 2011 M / 1933 Saka "Suryo Katon Ing Gapura Praja" artinya : Matahari telah mulai tampak di gerbang negara/wilayah
Sambil kebingungan saya jawab "sik yoo.. tak ngalamun karo mikir". jawab saya, agar teman saya tidak gelo, karena teman saya ini juga suka dengan sengkalan sengkalan tahun jawa.

Saya mulai mengkonversi tahun Masehi 2014 ke tahun saka yang akhirnya ketemu angka 1936. namun kembali saya dipusingkan dengan kata kata yang tepat untuk angka-angka tersebut hingga bisa saya susun menjadi kalimat yang bermakna.

Sebagai gambaran singkat, dalam kalimat sengkalan, setiap angka diganti dengan kata/nama yang mengandung pengertian/makna/karakter/konotasi angka. dan angka tahun dibaca dari belakang/kanan, contoh : tahun 1927 Saka, maka dibaca 7291 Resi (7) Kembar (2) Hanggatra (9) Bumi (1).

Jadi kini saya harus menemukan kata yang tepat untuk angka 6. sebagai angka awal / kata awal dari 1936. Kata awal itulah yang akan menentukan pemilihan kata selanjutnya menjadi kalimat yang bermakna .

Kebetulan malam itu hawane sumuk tenan, karena musimnya memang lagi musim gak jelas antara penghujan dan kemarau. sambil duduk lesehan di lantai tiba-tiba "mak cekiiit" kaki kanan saya terasa ada hewan kecil yang menggigit. saya pikir digigit nyamuk, eeeeh ternyata banyak semut yang ikut ngisis karena mungkin hawanya juga gerah sekali didalam tanah. jadi mereka pada keluar dari tanah mencari angin segar. tapi kok ya iseng nyokot sikil to yo muuut semuuut.

Sambil garuk garuk kaki dan menggeser posisi duduk, saya perhatikan terus rombongan semut itu. "Lhaaaa iki jebule" dalam benak saya, memang ide itu tidak bisa disangka-sangka darimana datangnya. 'Semut itu kan hewan berkaki enam", maka dengan kejadian dicokot semut itu, saya menemukan kata awal dari sengkalan 1936, yaitu Semut.

Kata selanjutnya adalah mewakili angka 3 (bersifat panas), kok ya kebetulan barisan semut itu adalah semut merah yang di daerah saya disebut dengan semut geni (geni bersifat panas). tinggal saya sambung dengan angka manjing (9) dan nata (1) sehinggga terangkai sebuah kalimat "Semut Geni Manjing Nata) yang dalam bahasa indonesia berarti semut merah menjadi raja.

"Wis ketemu ndaa" sambil ngeplak punggung teman saya yang asyik nonton TV.

"opo mas?" kata teman saya, sambil tetep saja nonton TV.

"Semut Geni Manjing Nata" jawab saya sambil saya terangkan tiap angka-angkanya.
dan teman saya manggut manggut seneng, lalu bertanya lagi "Lha kalau 2014 gimana?".

"Yo gampaaang.....papat kuwi "catur", siji kuwi "aku", kosong kuwi "ora", loro kuwi "mbolak-mbalik". jawabku sambil nyruput kopi yang mulai dingin.

"apik to ? Caturanku Ora mbolak-mbalik 4102.. he he he" . sahutku sambil nonton ekspresi wajah temanku yang lucu karena mengangguk-angguk sambil mengernyitkan dahinya (mungkin bingung ning ora wani protes).

Obrolanpun berlanjut hingga menjelang subuh. dan akhirnya teman saya pamit pulang karena paginya harus mengantar dagangan ke pasar.

Setelah teman saya pulang, kini tinggal saya sendirian yang ganti termangu mangu sendiri tak habis fikir. dalam benak saya berkecamuk berbagai pertanyaan, "Kenapa tadi bisa ada sengkalan Semut?. kenapa kok ada Catur dan lain sebagainya", ditambah lagi sepengetahuan saya tentang hal sengkalan. meskipun baru sedikit saja saya kenal tentang ilmu sengkalan, tapi ada hal pokok yang saya fahami tentang sengkalan.

Sengkalan biasanya dibuat untuk hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi. umpamanya sengkalan untuk album Genk Kobra, saya buatkan sengkalannya karena Album /lagu sudah jadi, . atau sengkalan yang dibuat oleh pujangga leluhur kita :untuk mengenang runtuhnya majapahit (Sirna Ilang Kretaning Bumi 1400).  ini semua menambah ruwet otak saya.

"Lha ini tahun baru, baru saja mulai kok ada sengkalannya?". begitulah pikiran yang mbulet dalam otak saya waktu itu. mumeeettt...

Ada apakah gerangan wahai semuut?

Iseng iseng saya ambil Al Qur'an karena saya beragama Islam dan saya cari Surat Semut (an Naml), saya baca beserta terjemahannya... barulah saya bisa tersenyum dan bergumam. "he he he he he ketemuuu... minimal buat saya sendiri".

Dalam Surat ini saya temukan Nabi Sulaiman seorang Raja besar dan kaya raya di Dunia waktu itu yang menguasai manusia dan Jin bersama bala tentaranya akan melewati lembah, beliau mendengar suara semut yang ketakutan akan terinjak-injak oleh bala tentara Sulaiman. maka Sulaiman memerintahkan pasukannya berhenti, karena beliau diberkati oleh Tuhan mampu mengerti bahasa hewan. beliau langsung Tersenyum bersyukur dan berdoa mendo'akan kedua orang tuanya:

"Robbii auzi'nii an asykuro ni'matakallati an'amta 'alaiyya, wa 'alaa waalidaiyya, wa an a'mala shoolihan tardloohu, wa ad khilnii birohmatika fii 'ibaadika shoolihiin."
yang artinya

“Ya Allah, selalu limpahkan petunjuk&ilham-Mu kepadaku untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk (selalu) mengerjakan amal soleh yang Engkau ridhai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.” (QS. Al-Naml: 19).

 Dan hanya di Surat An Naml jugalah Kalimat Bismillahirrohmaanirrohim terdapat di tengah surat. dituliskan oleh Sulaiman ketika menulis surat kepada Ratu Bilqis...

Begitulah cerita saya membuat judul tulisan ini dimulai dengan : Bismillah.
dan semoga inilah tahun awal Indonesia memulai babak baru, mari kita doakan Ibu pertiwi kita ini, semoga Tuhan meridloi dan memberi nikmat kepada seluruh rakyat Indonesia. amieeen.

Bismillah

Adpt Genk Kobra di Sorso
yang baru berani menuliskan di Blog ini ketika tahunnya sudah berjalan

Saturday, March 29, 2014

Dalam Kurung Cerita

 
 
Dalam Kurung Cerita - Genk Kobra
Belajar untuk tetap tersenyum dan tertawa membaca cerita Suka & Duka hidup kita,
karena di Dalam Kurung Cerita, masih ada cerita diluar kurungannya.

Dalam Kurung Cerita - Genk Kobra
Lirik & Lagu : Ardie Boik GenkKobra
Singsoter : Wiro Kribo Genk
Tukang cerita : Lek Widodo
Penikmat cerita :
 
 
Pengeroyok : Genk Kobra Community

Nantikan di Album selanjutnya

Monday, February 24, 2014

CUCUK



Mantene anyar tandhane Janur
kelire malih ning ora luntur

Cucuk.. lampahe wis mlaku
Besan manten manthuk manthuk mesem ngguyu
cucuk.. kabeh bubar temu
Ngidak endog mbalang suruh dadi mantu

Cucuk... sing muteri tamu
mlaku alon klecam klecem ra kesusu
cucuk... dandan koyo ratu
dipageri cah bagus lan gendhuk ayu

kembar mayang janure kuning
kudu dipajang kadhang disanding
Gedhang Nanas karo tebu
dienggo rebutan karo tamu tamu

Cucuk sinoman ladenne
ora sah nglirik malah dho di awe-awe
Cucuk... maneh shootingane
injan injen ora ono sing ngelekke

Cucuk... nekani jagongan
temu konco dulur sambi mangan mangan
Cucuk... sing duwe hajatan
rampung mantu nglaras ngetungi sumbangan

Cucuk... manuk nggolek pangan
pitik walik dadine tumbak cucukan
cucuk... opo dho nyucukke
iki asli opo nyat digawe gawe

Sorso 2012

JUBAH ABU-ABU


Jubah abu-abu, dikebutke ngawu awu
Abang mbranang geni, ati padhang iso ngerti.
Kuluke kencono, dadi suluke genk kobra.
Ikete dipasang, abang ireng gedandapan.

Watu watu krikil singkirno nggo dalan laku.
Kusir dho glenikan  jaran jaran mblandhang mlayu
Idu banyu geni  yen kewetu ngoyoworo
Pathi opo Gulo Semar mendem ngupokoro

Bleduk  plintheng semar, Gajah mungkur turut kali
Wonokerto joyo.  Angon boyo angon meri
Sidoluhur mukti, sidowayah sidodadi
Adem panas awak, masuk angin dikeroki

Lele kutuk nila, megap megap lali nglangi
Kintir banyu mili, nyingkir bebek adus kali
Guru sing sejati, nggowo conto ben dho ngerti
Piwulange babar, diwoco linggih sing rapi.


(nov 2010 4 genk kobra 2010)

Bebek Pelari angon Meri (anak Bebek)

foto dari http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Laufentenkueken4.jpg