Wednesday, July 05, 2006

Suatu hari di Kota Kudus - 2004

dear rekan,mungkin ada yang pernah baca posting saya di bawah di beberapa milis.
Tapi nggak ada salahnya saya cerita ke teman-teman pengalaman saya
waktu riset kemarin,
salamsony set.

"suatu pagi di kota kudus "

kira-kira 10 hari yang lalu, saya dapet order yang cukup 'menggembirakan'.
order itu datang lewat email dari seseorang produser.kira-kira begini bunyinya
- kurang lebih, lebih dikurangin....

"Bisa bikin sitkom? 13 episode? berapa budgetnya?
" nomor rekening kamu? Hubungi saya secepatnya 0811...."

"jangkrik! ini email apaan? saya coba konfirmasi, lewat nomor hp,
ceklak-ceklik berbagai huruf di keypad, ngirim sms sejatinya, nanya kebenaran email tersebut.

[hmmm..jadi penulis 'panggilan','sms-an', 'emailan'dan sebagainya ternyata ada untungnya..]
dididididit ...[hp saya gak pake polyponic tone, bunyinya standar, standar suara cetit-cetit...eh
..didit didit]


Tunggu punya tunggu, beberapa menit kemudian terdengar
balesan, terus seterusnya, terus seterusnya, sampai satu jam kemudian saya datang ke ATM demi mencek saldo saya

[ gila....ini produser apaan? ngirim DP 50% dimuka tanpa ba-bik-bug...tanpa sehelai surat perjanjian, dan saya belum mengerjakan apapun!].

Ya udah, saya bales telepon ke beliau,

"Ok Bos, saya sanggup bikin!"
"Idenya apaan? bisa ngomong sekarang?"

Zrrrrruutttttsss..otak saya muter cepet banget, dan dengan semangat 2004 saya segera 'ngoceh nggak karuan

'"BECAK BOS! SITKOM BECAK! 13 Episode, Minggu depan jadi semua! Pokoknya beres bos!!!!!"
"Bagus! Pokoknya dibikin Lucu ya?"

Wah? udah gila ya? gini nih kalo euphoria, urat syaraf saya jadi setingkat sama Frankestein atau mungkin samadengan provokator yang dapat order :)

Lalu dengan semangat 99, saya mulai berangkat riset
(ya riset teman-teman...sekali lagi riset..dan saya serius untuk ini).

Maka pulanglah saya ke kota-kota tercinta, tempat haribaan becak-becak tujuan obyekriset saya! Tentu saja saya nggak mau bersusah payah mencari becak dibilangan monas...mana ada?
dan saya nggak lagi bikin riset tentang kijang!

Kembali ke Jogja, Solo, Semarang dan Kudus.Idenya satu, cari data selengkapnya tentang
kehidupan tukang becak! Nafsunya kepingin mengkonversi ini menjadi tayangan sitkom BECAK BAJ....N...ups..apapunnamanya nanti, pokoknya harus jadi Sitkom..kom..kom.

Lalu saya telusuri lorong-lorong kota Solo, Alun-alun Kraton Jogja, kota lama semarang sampai simpang tujuh kota kudus. yes teman-teman, saya melihat betapa banyaknya ide bertebaran disana...nyam,nyam,nyam,

212 tukang becak mangkal dipinggir-pinggir jalan. Saya coba dekati mereka, kepingin tahu bagaimana merekahidup dan berhumor!

[yes saya manusia kapitalis yang mencoba mencuri 'urat nadi kelucuan mereka']

Dan saya terpingkal-pingkal ketika mendengarkan merekaberbicara :

"Kowe ngerti nggak Dul! Becakku 'bar ngalahke Shogun! Tak' pepet sedikit,
motore mblasuk sawah! Becakku top tenan!"

[maaf saya tidak bersedia menerjemahkan kata-kata diatas (dan dibawah), biarlah menjadi bahan rahasia dapur saya sendiri]"

"Lha Piye Jal, Becakku bar wae di reparasi, pelek karoban'ne tak ganti kabeh. Habisnya 300 ribu!"

"Wah edan kowe? 300 ribu mahal tenan? Becakku wae wis10 tahun ora tak' ganti apa-apa'ne.
Tetep Josss dan dahsyat tenan!"

"Becakku mau mbengi Nabrak Sapi!"

"Wah Tenane? Bengi-bengi kok nabrak sapi? Ora mungkin,Nek Mbengi ,Sapine pasti wes turu!"

"Maksudte si Sapi'i, bocah kulon alun-alun. Uwongebabak bundas, mlebu rumah sakit!"

"Lha Edan kowe?"

ya itu sebagian data riset dialog-dialog yang menurut saya "lucu" dan siap dipermak menjadi skenario-skenario keegoisanku. Dan kamu tahu teman? ada sekitar 500 dialog dan kejadian yang sangat "lucu"- dalam pandangan mataku - tentang kehidupan tukangbecak, betapa mereka begitu liat, kuat dan guyon terus setiap hari.

Wah kalau jadi sitkom, betapa dahsyatnya, gaya tukang becak bertutur dengan kegilaan dialog ala mereka!Wadduh..ini pasti jadi sitkom hebat..hebat tenan.

Lalu proses pengumpulan data kwalitatif dan kwantitatif sudah mendekati kulminasi akhir.
Pokoknyas aya sudah siap bikin skenario yang siap dijual dimana saja, kapan saja plus..plus..janji-janji gombal rating tinggi.

...........
...........
Dan............

Dan ketika lewat hari ke sembilan, secara nggaksengaja saya lewat di sebuah SD disuatu perempatan dikota kudus. Matahari belum tinggi, masih jam 6.45,tiba-tiba saja saya mengamati pemandangan nostalgia.

Puluhan seragam merah putih dengan tas ransel, rambutkepang anak-anak gadis mungil dan segala tentang masa kecil, ah bukankah saya sudah terlalu tua untukmerindukan itu? Langkah-langkah ringan masuk kedalam gerbang sekolah, sebagian diantarkan ayah atau ibunya naik motor

[ohya, di kota ini, sebagian besar penduduknya mempunyaisepeda motor],

ada juga yang diantarkan naik mobil,dan ada juga yang diantarkan...antarkan dengan...becak!

Sesaat darah saya berdesir, seorang tukang becak berusia 40 tahunan, mengantarkan anaknya yang masih duduk di kelas 1 sd (itu perkiraan saya).Anaknya, seorang putri yang manis, bapaknya seorang tukang becak dengan kulit legam diterjang sinar matahari sepanjang hidup.

Berarti kalau dia berumur 40 tahun, dia sudah jadi tukang becak sejak......ah...lama sekali?

[tukang becak berumur 40 tahun, pasti punya pengalamanNggenjot Becak puluhan tahun juga! ].

...........Bukan itu yang membuat saya tiba-tiba terdiam dan menahan napas, tetapi kalimat2x kecil dari sang putri yang mencium tangan ayahnya sebelum masuk ke gerbang sekolah.

"Bapak hati-hati ya? mimi' mau sekolah dulu.."

" ya nduk, belajar yang pinter ya..."

" mimi masuk dulu ya Pak,"

Mimi sang putri tukang becak tersebut berbalik badan, tiba-tiba teguran ayahnya menghentikan langkahnya.

"Nduk, kamu belum lapar kan? "
....si Mimi menggeleng lemah...sang tukang becak kembali membelai rambut mimi...

"bapak cari uang dulu ya Nduk, nanti jam 9, pasistirahat sekolah, bapak pasti datang ke sini
bawa uang jajan buat kamu"

Mimi hanya mengangguk pelan...

"Doain bapak dapat uang ya Nduk, nanti jam 9, bapakpasti datang..."
.......
.......
sekali lagi diulang kalimat tersebut, walau terdengar yakin, tapi tukang becak itu
mengucapkannya seolah seperti menahan beban.

.mimi tersenyum dan masuk kedalam gerbang...

"hati-hati ya pak," teriaknya sekali lagi sambil melambaikan tangan.

........
.......
.......
teman...

seketika itu badan saya luruh lunglai...bagai dipalu godam yang sangat berat menghajar kepala ini.
Terkutuklah saya! betapa memalukan tingkah saya selama ini, memanfaatkan orang lain,
hanya untuk mencari keuntungan semata.

Seenaknya menertawakan nasib orang lain diatas penderitaannya...mahluk macam apa saya?

dan segala macam ide sitkom BECAK BAJ....N itu hilang sudah...tamat sudah...aku lempar jauh-jauh di lubuk penyesalan..nggak bisa hilang...saya tetap merasabersalah...

maafkan saya mimi....

sony set
.ps.maafkan bila terlalu panjang dan memenuhi inbox anda.

2 comments:

Anonymous said...

jadi gimana nih Pak, jadi terus apa,putus skenarionya?
gimana kalo filmnya dibikin tendensius Pak, paling ngga biar orang2 ngelirik tukang becak, lantas simpati, empati , peduli,berikutnya bersedia lebih menghargai tukang becak...........he he....utopis ya Pak,lha wong pelanggan tukang becak itu pasti sama melaratnya dengan tukang becaknya....kalo ga melarat pastinya pilih taksi dong ya, lebih bonafid dan semriwiiing...

arienupri@yahoo.com

mmjiaxin said...

prada sneakers
ugg boots uk
mulberry outlet store
canada goose jackets
soccer jerseys wholesale
swarovski crystal
true religion outlet
mlb jerseys
fred perry polo shirts
michael kors factory store
air jordan shoes for sale
north face outlet
cheap ray ban sunglasses
louis vuitton outlet store
cyber monday 2015
nike air huarache
longchamp handbags
tods shoes
nike free uk
canada goose outlet
mm1024